CompasKitaNews.com – Komandan Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Pelatihan (Dankodiklat) TNI Angkatan Laut, Letnan Jenderal TNI (Mars) Suhartono menilai kegiatan pembinaan mahasiswi polwan untuk berintegrasi dengan TNI Angkatan Darat dan Angkatan Udara dan Diktukba TNI AL merupakan hal yang baik. Ia juga mengatakan, kekompakan Taruna Polwan dan Diktukba TNI Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut terlihat jelas meski baru beberapa hari menjalani latihan.
“Meski baru dilakukan beberapa hari, tapi sudah terlihat kekompakan dan kekompakan kegiatan yang bisa dipadukan. Saya lihat dengan mata kepala sendiri semua bisa berkumpul,” kata Suhartono saat berkunjung ke Kapolri di Jakarta, Rabu (14 Desember 2022).
Suhartono mengatakan, kekompakan yang ditunjukkan para mahasiswa merupakan gambaran yang sangat bagus betapa kuatnya TNI-Polri sejak berdirinya lembaga pendidikan tersebut. Selain itu, kata Suhartono, selama ini belum ada program pendidikan umum bagi mahasiswa TNI-Polri di tingkat bintara dan tamtama.
“Jadi ini adalah awal dari kegiatan yang akan terus kami kejar ke depannya,” ujarnya.
Dengan adanya program integrasi ini, Suhartono menjelaskan bahwa setiap mahasiswa akan lebih mengenal satu sama lain dan lebih memahami sejarah TNI dan Polri di tanah air, yang artinya setiap anggota TNI-Polri memiliki peran yang unik.
Selain itu, mahasiswa juga dapat memahami misi masing-masing organisasi, baik TNI maupun Polri. Untuk memiliki pemahaman yang sama di antara anggota dan kemudian akan ada rasa saling menghormati. “Lembaga TNI dan Polri adalah dua komponen bangsa yang tidak bisa dipecah belah dan tidak bisa diprovokasi. Jika ada masalah-masalah di bawah ini, bisa cepat ditanggulangi dan diselesaikan sendiri-sendiri,” tegasnya.
Terkait pelatihan integrasi ini, Suhartono mengatakan, ini merupakan implementasi kesepakatan kerjasama antara TNI Angkatan Laut dengan Polri. Dia juga melaporkan operasi ini kepada Laksamana Yudo Margono dari KSAL.
“Dia (KSAL) sangat senang diawasi. Saya sedang mengevaluasi implementasinya sekarang, seperti apa bentuknya ke depan. Yang jelas dari dia (KSAL) satu minggu (melakukan pelatihan induksi) tidak cukup. Harus lebih, minimal kegiatan ini sebulan. Kami akan berkoordinasi, apalagi di darat (TNI AD) dan udara (TNI AU) sudah digabungkan, makanya akan kita sinkronkan agar operasinya saling bersesuaian,” ujarnya.
Sementara itu, Irjen Mohamad Asep Syahrudin, Pati dari Pusdiklat Polri, mengibaratkan pelatihan integrasi ini sebagai salah satu bentuk keberagaman etnis di Indonesia. Keanekaragaman di mana-mana seperti teka-teki dalam bidang yang, jika kerangkanya tidak stabil, akan menyebar.
“Yang akan jadi kerangka adalah TNI-Polri,” katanya.
Asep mengatakan, selama ini TNI-Polri selalu melakukan kerjasama pendidikan bagi para manajer menengah dan senior. Saat ini telah dilakukan kerjasama pendidikan selama dua tahun untuk pamas, bintara dan tamtama.
Menurutnya, kerjasama pendidikan di tingkat paling bawah penting untuk mengurangi gesekan antar anggota TNI-Polri yang sering terjadi di tingkat paling bawah. “Ini penting karena insiden gesekan terjadi di tingkat yang lebih rendah. Nah dengan adanya kegiatan ini, hasilnya mencegah hal yang sama terjadi. Kalaupun terjadi, itu terjadi. Masih bisa diselesaikan karena menciptakan hubungan persahabatan antara bintara dan bintara TNI-Polri,” ujarnya. (TF/Red)