SERANG, CompasKotaNews.com – Sebanyak 37.344 Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Kabupaten Lebak dan Pandeglang dibuang. Masa berlaku yang tertera di KIP adalah 2019 hingga 2024. Dampak KIP yang tidak tersalurkan dinilai merugikan siswa di dua kabupaten di Provinsi Banten. Padahal, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak memiliki tiga angka penurunan tertinggi di Banten.
Pusat Data dan Informasi Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan angka putus sekolah di Kabupaten Lebak mencapai 22.478 siswa dan Kabupaten Pandeglang sebanyak 18.876 siswa. Kedua daerah tersebut memiliki angka putus sekolah tertinggi setelah Kabupaten Tangerang yang menampung 29.292 siswa. Disusul Kabupaten Serang sebanyak 14.242 pelajar, Kota Tangerang sebanyak 10.193 pelajar, Kota Serang sebanyak 7.841 pelajar, Kota Tangerang Selatan sebanyak 7.654 pelajar dan Kota Cilegon sebanyak 2.404 pelajar.
Salah satu penerima yang enggan disebut namanya mengatakan, penyaluran KIP kerap menimbulkan masalah. Ia menemukan beberapa kendala praktis terkait proses penyaluran KIP. "Pertama, pilih penerima. Sekolah swasta memiliki sebanyak mungkin satu atau dua siswa. Belum lagi harus membawa BNI sendiri.
Berapa biayanya, tanpa pemilik, padahal hanya satu orang yang bisa mendapatkannya di swasta," kata seorang sumber kepada BantenNews.co.id melalui telepon, selain terdengar "sulit" bagi penerima, penyaluran KIP pun dikenakan. penyalahgunaan, terutama saluran distribusi melalui tim ahli dewan.
“Dari jalur ini sering ada yang ‘permintaan’. Ada yang mengklaim komisi dengan persentase tertentu, hingga ada yang mengklaim saham di dana tersebut. Ini bukan rahasia lagi, Kang.”, kata sumber tersebut. Sumber mengatakan, dari latar belakang tim ahli ini, berdampak pada koin yang sampai ke tangan penerima.
Dana KIP tidak pernah diterima secara penuh oleh mahasiswa. Parahnya lagi, ada yang tidak di-thread sehingga berisiko siswa putus sekolah/kuliah. "Ya mau bagaimana lagi, kalau donatur minta royalti, dana itu akhirnya dipotong dari penerima manfaat. Tidak mungkin dana itu mau mengambil uang dari kas yayasan," katanya. . Hingga berita ini diturunkan, wartawan masih berusaha menghubungi pihak terkait.
(Red/CKN)