Pandeglang, CompasKotaNews.com – Aksi mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pandeglang di depan kantor Bupati Pandeglang berujung ricuh. Kericuhan pecah saat puluhan mahasiswa bersiap memasuki kantor Bupati Pandeglang. Pantauan Detikcom di lokasi, Kamis (4 Mei 2023), massa mahasiswa hendak memasuki halaman kantor Bupati Pandeglang. Aksi mereka kemudian dihentikan oleh polisi yang bertugas. Mendorong dan berdebat tidak bisa dihindari. Di depan gerbang, mahasiswa juga membakar ban bekas. Namun, aksi tersebut berhasil diredam oleh polisi. Massa yang tidak terima, lalu meluber ke halaman kantor bupati. “Kami mau masuk, Pak,” teriak para siswa.
Para mahasiswa akhirnya masuk ke halaman kantor Bupati Pandeglang dengan memanjat tembok. Massa kembali ke pidato politik mereka. Mahasiswa berharap dapat bertemu langsung dengan Bupati dan Pembantu Bupati Pandeglang agar keinginannya didengarkan secara langsung.
Suasana semakin memanas karena bupati dan wakil bupati sedang tidak berada di kantornya. Kolektif mahasiswa kemudian ‘menyegel’ kantor Bupati dengan lakban.
Aksi injak-injak mahasiswa dan puluhan polisi serta Satpol PP Pandeglang kembali terjadi di depan kantor bupati. Perangkat mencegah siswa menyegelnya.
Namun, mahasiswa berhasil memblokade kantor bupati dengan mengikat lakban. Rekaman itu berbunyi “Kantor ini telah disegel”.
“Kami menyegel karena bupati tidak ada di kantor,” teriak salah satu mahasiswa.
“Stempel kantor bupati Pandeglang kok bupati Pandeglang pada jam kerja disana,” kata mahasiswa lainnya. Mereka juga terus memberikan pidato. Pembicara menyebutkan bahwa dengan memimpin Irna Narulita telah memperkaya dirinya dan keluarganya.
“Katanya demokrasi, kenapa dinasti. Chuaks,” sindir mahasiswa itu.
Lebih lanjut, mereka menilai selama dua periode Pandeglang menjabat, Irna dan wakilnya Tanto tidak membawa perubahan yang berarti. Menurut mereka, sumber daya alam tidak dikelola dengan baik.
“Mereka bilang itu kota wisata, kenapa orang harus menderita. Chuaks,” tambahnya.
Saat beraksi, mereka disambut oleh Asda III Pandeglang Ramadhani. Ramadhani mengatakan, Irna tidak bisa bertemu dengan mahasiswa karena sedang mempersiapkan pernikahan anak pertamanya. Ramadhani bercerita kepada para siswa: “Acaranya insyaallah menikahkan anak pertamanya.
Ia juga mengatakan, Pemkab Pandeglang tidak alergi kritik. Ia mengatakan, aspirasi mahasiswa tersebut sedang diupayakan oleh Pemkab.
“Kami Pemkab Pandeglang tidak alergi terhadap saran, kritik, sumbangsih yang telah diturunkan dari saudara-saudara kita semua,” ujarnya.
(BDI/Red)