Lobi Politik Semakin Mencuat Kemungkinan KIB Pisah Jalan, Sebab Capres Tak Satu Pilihan

oleh

Pergesran loby politik semakin ketat di predikisi KIB bakalan bubar.

Jakarta | Compaskotanews.com —
Kepala Bappilu Presiden Partai Golkar, Nusron Wahid, telah mengungkapkan skenario calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dari Koalisi Besar, dengan capres berasal dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan cawapres dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Namun, Sekretaris Jenderal Gerindra, Ahmad Muzani, menyatakan bahwa partainya saat ini hanya berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Floating Ad with AdSense
X

Muzani menjelaskan bahwa Gerindra secara resmi telah mendukung Prabowo Subianto dengan PKB. Hal ini sudah jelas tercantum dalam deklarasi yang dibuat pada tanggal 13 Agustus 2022. Menurutnya, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, memiliki peluang besar untuk menjadi cawapres Prabowo, sesuai dengan kesepakatan antara PKB dan Gerindra.

Muzani juga menegaskan bahwa tidak ada partai lain yang secara resmi menyatakan dukungan kepada Prabowo seperti PKB. Belum ada partai lain yang secara tegas dan jelas menyatakan dukungan tersebut dalam sebuah akta yang di atas materai.

Sebelumnya, Nusron Wahid telah membicarakan pertemuan antara Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, dan Cak Imin beberapa waktu yang lalu. Nusron melihat pertemuan tersebut sebagai langkah untuk menyamakan koalisi inti antara Golkar dan PKB dalam rangka menuju koalisi besar.

Nusron juga menyampaikan skenario capres dan cawapres dari Koalisi Besar, di mana ia menyebut capres berasal dari KKIR dan cawapres dari KIB. Menurutnya, Airlangga Hartarto cocok untuk mendampingi Prabowo Subianto sebagai cawapres.

Namun demikian, pernyataan-pernyataan ini masih merupakan skenario dan spekulasi politik, dan situasi politik dapat berubah seiring waktu. Penting untuk mengikuti perkembangan terkini dalam politik Indonesia untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat.

Menurut laporan dari VIVA, gabungan antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), yang melibatkan Partai Gerindra dan PKB, memiliki potensi untuk memenangkan Pemilihan Presiden 2024. VIVA menjelaskan bahwa jika kedua koalisi ini membentuk koalisi besar untuk pilpres dan mengusung seorang calon presiden yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi, maka mereka akan menjadi kekuatan besar yang berpotensi memenangkan pilpres. Dalam hal ini, koalisi tersebut akan menyatukan basis konstituen dari berbagai partai politik.

BACA JUGA :  Gandeng Kerja Sama Forum CSR, Kemendikbudristek Gelar Sosialisasi Kosabangsa di Banten

Namun, terdapat beberapa dinamika yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah adanya perbedaan dalam dukungan calon presiden antara PPP dan koalisi KIB. PPP telah mendeklarasikan dukungannya kepada Ganjar Pranowo, namun langkah ini masih dianggap belum final karena partai tersebut belum mendaftarkan dukungannya ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Partai-partai seperti PAN menilai bahwa koalisi KIB harus berakhir jika tidak ada kesepakatan dalam calon presiden yang diusung.

Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto, mengungkapkan bahwa saat ini masih terbuka kemungkinan bagi ketiga partai di poros KIB untuk mengusung calon presiden yang berbeda. Meskipun demikian, dia menekankan bahwa ketiga partai tersebut terus berusaha menyamakan gagasan mereka. Yandri juga menyebut bahwa PPP telah mendukung Ganjar, namun menegaskan bahwa dukungan ini belum final karena belum didaftarkan ke KPU.

Dalam perkembangan terkait hal ini, terdapat kemungkinan bahwa KIB akan memisahkan jalur mereka karena perbedaan dalam pilihan calon presiden. Namun, VIVA tidak memberikan detail lebih lanjut mengenai laporan tersebut.

Sumber: https://www.viva.co.id/berita/politik/1414770-gabungan-kkir-dan-kib-berpotensi-memenangi-pilpres-2024

(Tf/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *