Partai NasDem berusaha keras untuk bangkit dari segala upaya penjegalan.
Jakarta | Compaskotanews.com
Pegiat media sosial Rinny Budoyo mengungkapkan tekanan parah Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dalam mencapreskan Anies Baswedan selain menghadapi kasus Johnny G Plate.
Menurut Rinny, pada awalnya Surya Paloh mengira langkahnya menjadikan Anies Baswedan sebagai capres NasDem jenius dan patut dicoba, karena berpotensi menjadi partai unggul di pemerintah.
“Dulu mungkin Surya Paloh mengira pencapresan Anies merupakan langkah berani dan jenius, sebuah perjudian yang layak diambil untuk lebih membesarkan lagi partainya masuk ke liga partai-partai besar seperti PDI Perjuangan, Partai Golkar dan Gerindra,” ucapnya.
Dan Surya Paloh berpikir bahwa ia bisa berdiri di balik tirai kekuasaan melalui Anies, namun rupanya manuvernya hampir gagal, karena NasDem telah keluar dari kesepakatan bersama Presiden Jokowi dalam koalisi pemerintah usai mencapreskan Anies.
“Waktu itu dia mungkin berpikir ini adalah langkah yang canggih untuk bisa sangat berkuasa di negeri ini, lewat penguasaan terhadap seorang presiden boneka yang bisa dia setir-setir,” ujarnya dikutip WE NewsWorthy dari YouTube 2045 TV, Jumat (2/6).
“Tapi ternyata dalam bermanuver ini Surya Paloh nyaris gagal, yang dihadapi adalah Jokowi, dia bukanlah presiden yang lemah dan penakut, Jokowi ini berani untuk tidak menggubris lagi Partai NasDem yang sudah keluar dari kesepakatan partai-partai koalisi pemerintahnya,” sambungnya.
Lebih lanjut, Surya Paloh harus menerima tekanan akibat korupsi BTS yang menjerat Sekjen NasDem Johnny G Plate, dan tekanan yang lebih parah yaitu elektabilitas Anies terus merosot.
“Dan sekarang Surya Paloh harus menghadapi tekanan berat akibat kasus Johnny G plate, sementara itu lebih parahnya lagi hasil survei Anies Baswedan terus melorot dan semakin memperkecil peluang Surya Paloh untuk keluar sebagai pemenang dari semua pertarungan ini,” tandasnya.
(Tf/rd