Siswa Sekolah Harus Bayar Puluhan Juta Rupiah, Ini Modus Baru Kerja Sama Pihak SMAN di Kota Serang Dengan Pelaku Bimbel (bimgbingan belajar)

oleh

Penggiat publik dari Compas kota publikasi Kota Serang Toni firdaus angkat bicara terkait siswa siswi yang di tuntut harus ikut bimbel dengan biaya puluhan juta rupiah oleh pihak sekolah SMA di Kota Serang.

Serang Kota || Compaskotanews.com — Ada modus baru yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam upaya meningkatkan prestasi siswa mereka. Pihak sekolah mengharuskan siswa-siswa untuk mengikuti bimbingan belajar (bimbel) dengan dalih membantu mereka masuk ke fakultas-fakultas ternama di universitas negeri. Fenomena ini mencuat karena beberapa bimbel telah dijadikan mitra resmi oleh sebuah SMA Negeri di kota Serang.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten seharusnya tidak berdiam diri terhadap praktik bisnis pendidikan yang meragukan ini di kota Serang.

Orang tua siswa merasa terbebani dengan biaya yang tak terduga. Mereka merasa bahwa siswa-siswa diwajibkan mengikuti bimbel di luar jam sekolah dengan biaya yang mencapai puluhan juta rupiah. Akibatnya, pendidikan yang diberikan di sekolah dianggap kurang mampu mencerdaskan siswa, sehingga adanya tuntutan untuk mengikuti bimbel dengan janji-janji bisa masuk perguruan tinggi terkemuka.

Toni firdaus penggiat publik dari Compa kota publikasi angkat bicara ada nya cara cara yang tidak wajar pada dunia pendidikan di Kota Serang “Cara ini mengundang pertanyaan mengenai peran guru di sekolah. Apa yang sebenarnya diajarkan oleh para guru jika para siswa diarahkan untuk mengikuti bimbel di luar sekolah? “Tutur Toni.

“Penting untuk menghindari kesan bahwa pihak sekolah memiliki keterlibatan dalam bisnis bimbel demi keuntungan pribadi. Ini mengingatkan pada masalah etika dan integritas di dalam dunia pendidikan. “Imbuh Toni.

“Mungkin sudah saatnya institusi pendidikan mengevaluasi pendekatan pembelajaran mereka sehingga siswa bisa mendapatkan pendidikan terbaik di dalam kelas tanpa perlu mengandalkan bimbel eksternal. Semua pihak harus bekerja sama untuk menghindari eksploitasi finansial terhadap orang tua dan siswa. “Ungkapnya.

Kita perlu mengingat bahwa pendidikan seharusnya adalah tentang memberdayakan siswa secara akademis dan moral, bukan sekadar tentang persentase masuknya siswa ke perguruan tinggi bergengsi yang diukur dengan kocek puluhan juta rupiah. “Pungkasnya

BACA JUGA :  Pimpin Apel Pagi, Wakapolda Banten Berikan Arahan Terkait Nataru dan Antispasi Erupsi Gunung Krakatau

(Tf/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *