Antisipasi Banyaknya Terjangkit DBD di Indonesia Kemenkes Sebar Nyamuk Wolbachia di 5 Kota: Jakbar hingga Kupang

oleh

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebar nyamuk Wolbachia di lima kota Indonesia, mulai dari Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, dan Kupang.

Jakarta || Compaalskotanews.com — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia mengambil langkah proaktif dalam menanggulangi demam berdarah dengue (DBD) dengan menyebarkan nyamuk Wolbachia di lima kota strategis. Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, dan Kupang menjadi lokasi penerapan inovasi ini, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1341 tentang Pilot project Implementasi Wolbachia.

Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kemenkes, Ngabila Salama, menjelaskan bahwa inovasi Wolbachia ini tidak melibatkan manusia sebagai kelinci percobaan dan tidak melibatkan rekayasa genetik pada nyamuk. Wolbachia, sebagai bakteri alamiah pada serangga, dianggap ramah lingkungan karena tidak mengganggu ekosistem atau siklus hidup mikroorganisme lain.

Wolbachia, Kunci Mandulkannya Nyamuk Aedes Aegypti

Salama menekankan bahwa Wolbachia memiliki kemampuan membuat nyamuk Aedes Aegypti menjadi mandul, sehingga tidak dapat menularkan penyakit DBD. Dengan demikian, diharapkan jumlah kasus DBD akan signifikan berkurang, memberikan perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat.

Mengurangi Kasus DBD di DKI Jakarta

Salama juga menyajikan data terkait siklus kenaikan kasus DBD di DKI Jakarta, yang terjadi setiap tiga tahun. Dia mencatat bahwa jumlah kasus per bulan pada saat tidak puncak berkisar antara 200 hingga 300 kasus, sementara saat puncak kasus mencapai 400-600 kasus. Upaya penerapan Wolbachia diharapkan dapat memutus siklus ini dan mengurangi angka kesakitan akibat DBD.

Keberhasilan Teknologi Wolbachia di Sembilan Negara

Sebelumnya, Kemenkes telah mencatat keberhasilan teknologi Wolbachia dalam menurunkan penyebaran DBD di sembilan negara, termasuk Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Meksiko, Kiribati, Kaledonia Baru, dan Sri Lanka. Keberhasilan ini menjadi dasar penerapan teknologi serupa di Indonesia, menunjukkan langkah maju dalam upaya global menanggulangi penyakit mematikan ini.

BACA JUGA :  Kadis Dindikbud Kota Serang Tb Suherman Monev (Monitoring dan Evaluasi) Bangunan Gedung Sekolah Dasar Dibeberapa Titik di Kota Serang.

(Tf/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *