Serang Kota, 17 Januari 2024 || Compaskotanews.com — Seiring dengan perkembangan era digital, peran wartawan semakin krusial dalam menyuarakan kebenaran dan memberikan informasi yang membentuk opini publik.
Ironisnya, hak wartawan untuk melaksanakan tugasnya tanpa diskriminasi masih menjadi isu yang memprihatinkan, seperti kontroversi undangan peliputan terbatas oleh Bidang Humas Polda Banten untuk konferensi pers terkait Penindakan dan Pemusnahan Knalpot Bising/Brong di Wilayah Hukum Polda Banten.
Keputusan ini menciptakan kesan bahwa wartawan dikategorikan dan diakses berdasarkan seleksi subjektif, tanpa memperhatikan kebersamaan.
Penggiat sosial Media Online, Toni Firdaus, mengecam tindakan tersebut sebagai bentuk diskriminasi, menciptakan pengkotak-kotakan dan perpecahan di kalangan wartawan oleh Kabid Humas Polda Banten.
Dalam profesinya, wartawan seharusnya diakui atas peran pentingnya tanpa dibatasi oleh sekat-sekat yang menghambat keberlangsungan tugas jurnalistik.
Toni Firdaus, Jurnalis Compaskotanews.com, juga menyatakan kekecewaan, mengemukakan bahwa meskipun media mereka mendukung publikasi Polda Banten, undangan terbatas menciptakan rasa tidak dianggap.
Pertanyaan muncul mengenai transparansi dan kesetaraan dalam hubungan antara kepolisian dan media.
Sebagai mitra dalam menyebarkan informasi, wartawan seharusnya mendapat perlakuan setara dengan yang lain dan patut untuk dihargai.
Keberlangsungan demokrasi memerlukan akses bebas dan setara bagi wartawan. Diskriminasi merugikan mereka dan juga masyarakat yang bergantung pada informasi akurat dan seimbang.
Keterbukaan, kesetaraan, dan perlindungan terhadap kebebasan pers kunci hubungan baik antara lembaga kepolisian dan wartawan.
Pasal 28-F UUD 1945 menjamin sepenuhnya hak berkomunikasi dan memperoleh informasi. Pasal 4 ayat (3) UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers menegaskan kemerdekaan pers.
Masyarakat perlu bersuara dan menegaskan pentingnya menghormati kebebasan pers sebagai integral dalam demokrasi. Diskriminasi terhadap wartawan bukan hanya masalah mereka, tetapi juga semua yang menghargai kebebasan, keadilan, dan transparansi informasi.
Catatan: Narasi diadaptasi untuk memberikan penekanan pada kontroversi dan pentingnya kebebasan pers.
(Toni f/red)