Kunjunan kerja penggiat Sosial Masyarakat LSM MTB dan Media Online Compaskotanews.com di Kantor Camat Binuang Kab. Serang. Camat Binuang Julpakar di dampingi Sapturi Rais dan Toni Firdaus.
Serang Kabupaten, 18 Januari 2024 || Compaskotanews.com — Hari ini, Senergitas LSM Macan Tunggal Banten dan media online Compaskotanews.com menyuguhkan kolaborasi yang solid dengan kunjungan bersama ke Kantor Camat Binuang.
Camat Binuang, Julpakar, memberikan sambutan hangat kepada rombongan di ruang kerjanya. Kedatangan Toni Firdaus menjadi momen untuk mempertanyakan Program Dana Desa di tujuh desa di bawah pemerintahan Kecamatan Binuang Kabupaten Serang.
Toni Firdaus mengajukan pertanyaan kritis tentang alokasi Dana Desa yang mencakup pembangunan jalan, drainase, JUT, TPS, perbaikan gorong-gorong, Program Pemberdayaan Masyarakat, BLT, Program Ketapang, dan penanganan stunting. Semua ini merupakan bagian dari pembiayaan Dana Desa yang diterima dari pemerintah pusat.
LSM Macan Tunggal Banten dan Compaskotanews.com menyoroti Desa Warakas, mencurigai adanya ketimpangan dalam pembagian BLT dan dugaan penyimpangan dalam Program Ketapang. Pertanyaan pun diajukan kepada Camat Binuang mengenai hal ini.
Julpakar, Camat Binuang, merespons pertanyaan dengan mengucapkan terima kasih atas saran dan masukan dari LSM dan media. Dia menjelaskan bahwa peranannya hanya sebatas pengawasan, dan temuan di lapangan menjadi ranah Inspektorat.
Beberapa bulan lalu, Compaskotanews.com dan LSM Macan Tunggal Banten melakukan telusur di Desa Warakas. Hasilnya, ditemukan dugaan ketimpangan dalam pembagian BLT dan penyimpangan dalam Program Ketapang berdasarkan laporan dari warga setempat.
Camat Binuang, Julpakar, menyimpulkan hasil obrolan dengan berencana untuk duduk bersama Kades Warakas, Asmani. Informasi lebih lanjut dijanjikan dalam dua atau tiga hari ke depan.
Aktivis LSM MTB, Sapturi Rais, menyampaikan kekecewaannya terhadap Kades Warakas yang dinilai sulit untuk berkomunikasi. Kritik ini semakin menguatkan dugaan terhadap tindakan yang dilakukan oleh Kades Warakas.
Sapturi Rais menyoroti sulitnya berkomunikasi dengan Kades Warakas, baik melalui telepon maupun WhatsApp. Tidak adanya respons membuatnya merasa bahwa Kades Warakas menutup diri dan tidak memberikan konfirmasi terkait dugaan yang muncul.
Masyarakat dan penggiat sosial menantikan informasi lebih lanjut dari Kades Warakas dalam beberapa hari ke depan, sembari mengikuti perkembangan terkini terkait penggunaan Dana Desa di wilayah tersebut.
(Tf/red)