Lebak Banten, 9 Mei 2024 || Compaskotanews.com — Masyarakat Baduy dari Desa Kenekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, tengah bersiap untuk merayakan tradisi kuno mereka, Seba Baduy. Acara yang akan berlangsung selama tiga hari, mulai dari Jumat hingga Minggu, 17-19 Mei 2024, menjanjikan pengalaman budaya yang mendalam bagi wisatawan.
Tradisi tahunan ini melibatkan perjalanan warga Baduy ke kantor Pemerintah Kabupaten Lebak di Rangkasbitung, serta ke Pemerintah Provinsi Banten di Kota Serang. Mereka membawa hasil bumi sebagai simbol kerjasama antara masyarakat adat dan pemerintah setempat.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lebak, Imam Rismahayadin, Seba Baduy menjadi sorotan utama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. “Acara ini akan berlangsung di Alun-alun Rangkasbitung, dengan target kunjungan mencapai 40 ribu orang. Kami optimis dapat mencapainya,” ungkap Imam.
Tradisi Seba Baduy memiliki nilai sejarah yang mendalam, yang telah dilestarikan sejak zaman Kesultanan Banten. Masyarakat adat Baduy secara rutin menempuh perjalanan puluhan kilometer untuk menjalin hubungan baik dengan pemerintahan setempat.
“Tradisi ini selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan setiap tahunnya. Oleh karena itu, kami telah menyiapkan berbagai kegiatan hiburan untuk memperkaya pengalaman wisatawan yang berkunjung ke Lebak,” tambahnya.
Dengan adanya perayaan Seba Baduy, Lebak menawarkan magnet baru dalam industri pariwisata. Wisatawan diajak untuk menyelami budaya kuno yang masih terjaga dengan baik, serta menikmati keindahan alam dan keramahan masyarakat Baduy yang unik.
Diharapkan, perayaan tahun ini akan menjadi momentum penting dalam mempromosikan warisan budaya Indonesia yang kaya, sambil memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal di Lebak.
Bagi para pengunjung yang tertarik dengan keindahan alam, kearifan lokal, dan kesederhanaan budaya, Seba Baduy adalah destinasi yang tak boleh dilewatkan. Sementara bagi masyarakat Baduy, acara ini adalah kesempatan untuk terus merayakan warisan leluhur dan menjaga keberlangsungan budaya mereka.
(Toni f/red)