Cerita Pilu Keluarga Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korea Selatan

oleh
Cerita Pilu Keluarga Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korea Selatan
Cerita Keluarga Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korea Selatan

CompasKotaNews.com – Kecelakaan tragis yang melibatkan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan pada Minggu, 29 Desember 2024, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban. Mereka tidak hanya menghadapi kehilangan yang memilukan, tetapi juga meluapkan kemarahan terhadap lambannya tanggapan dari pihak berwenang pasca kejadian.

BACA JUGA: Kecelakaan Tragis di Bandara Internasional Muan: Pesawat Jeju Air Mengalami Insiden Fatal

Floating Ad with AdSense
X

Tangisan memilukan terdengar memenuhi lantai pertama Bandara Internasional Muan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul. Di lokasi ini, pesawat Jeju Air yang mengangkut 181 penumpang terbakar saat mendarat sekitar pukul 9 pagi. Salah satu suara pilu datang dari seorang wanita berusia 33 tahun bermarga Kim. “Adik perempuan saya ada di pesawat itu,” katanya sambil menangis. “Dia telah melalui begitu banyak kesulitan dan baru mulai menikmati hidupnya,” tambahnya dengan sedih.

Pada pukul 1 siang, sekitar 100 anggota keluarga berkumpul di ruang rapat untuk mendengarkan informasi terkini dari petugas pemadam kebakaran. Kepala Pemadam Kebakaran Muan, Lee Jeong-hyeon, memberikan kabar yang sangat memilukan bahwa sebagian besar dari 181 penumpang pesawat diduga meninggal dunia. Pernyataan ini disambut dengan ratapan dan tangisan dari keluarga yang hadir. “Apakah tidak ada kemungkinan untuk selamat sama sekali?” tanya salah satu keluarga. Lee hanya mampu menundukkan kepala seraya menjawab, “Sayangnya, tampaknya begitu.”

Beberapa jam kemudian, sekitar pukul 3:30 sore waktu setempat, pemerintah mulai mengumumkan daftar nama korban. Sebanyak 22 orang dipastikan meninggal dunia, memicu gelombang kesedihan lebih lanjut. Namun, pengumuman ini juga menimbulkan kekesalan. Beberapa keluarga mengeluhkan ketidakcocokan informasi dengan nama-nama yang diumumkan sebelumnya, sementara yang lain merasa frustrasi karena tidak mendapatkan informasi yang memadai selama berjam-jam. “Apakah terlalu sulit untuk menyediakan daftar korban secara jelas dan memberikan pembaruan secara transparan?” keluh salah seorang anggota keluarga.

BACA JUGA :  Banjir Kota Serang Kian Parah! Pemprov Banten Turun Tangan, Ini Langkah Drastisnya!

Keluarga korban juga meminta izin untuk mengunjungi lokasi kecelakaan guna mengidentifikasi kerabat mereka secara langsung. Sementara itu, Kementerian Kesehatan mengaktifkan sistem tanggap darurat medis. Langkah ini melibatkan pengiriman petugas medis dan tim penyelamat darurat ke lokasi kejadian, serta penyediaan direktur pemakaman untuk membantu keluarga dalam mempersiapkan prosesi pemakaman. Selain itu, kementerian berencana menawarkan layanan konseling profesional kepada para korban selamat dan keluarga korban yang kehilangan orang tercinta.

Pemerintah Provinsi Jeolla Selatan juga bergerak cepat dengan membuka akomodasi sementara bagi keluarga korban di asrama Universitas Nasional Mokpo. Langkah ini dilakukan untuk memastikan keluarga korban mendapatkan tempat yang aman dan nyaman selama menunggu perkembangan informasi lebih lanjut.

Tragedi ini tidak hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi pengingat pentingnya penanganan krisis yang cepat dan efisien untuk meringankan penderitaan mereka yang terdampak. (Bdi/Red)

1 thoughts on “Cerita Pilu Keluarga Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korea Selatan

Komentar ditutup.