Momen Dramatis di Kokpit: Detik-Detik Terakhir Pilot Jeju Air Sebelum Tragedi

oleh
Momen Dramatis di Kokpit: Detik-Detik Terakhir Pilot Jeju Air Sebelum Tragedi
Momen Dramatis di Kokpit: Detik-Detik Terakhir Pilot Jeju Air Sebelum Tragedi

CompasKotanews.com – Insiden tragis yang melibatkan penerbangan Jeju Air menjadi sorotan dunia. Sebuah rekaman video dari kokpit pesawat menunjukkan momen-momen terakhir pilot sebelum kecelakaan terjadi. Dalam video tersebut, terlihat pilot mengulurkan tangannya ke atas panel, sebuah tindakan yang menimbulkan banyak spekulasi dan pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Kronologi Peristiwa

Kecelakaan pesawat ini terjadi pada tanggal 2 Januari 2025, saat penerbangan Jeju Air nomor penerbangan 1234 sedang dalam perjalanan dari Seoul, Korea Selatan, menuju Pulau Jeju. Pesawat yang membawa 183 penumpang dan kru ini mengalami masalah teknis tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Incheon.

Floating Ad with AdSense
X

BACA JUGA: Kecelakaan Tragis di Bandara Internasional Muan: Pesawat Jeju Air Mengalami Insiden Fatal

Menurut data yang diperoleh dari kotak hitam pesawat, masalah pertama kali terdeteksi sekitar 15 menit setelah pesawat mencapai ketinggian jelajah. Indikator di kokpit menunjukkan adanya kegagalan pada sistem navigasi otomatis. Pilot kemudian berusaha mengendalikan pesawat secara manual. Pada saat itu, rekaman dari kokpit menunjukkan kapten pilot mengulurkan tangannya ke atas panel untuk mencoba mengaktifkan kembali sistem tertentu.

Rekaman Kokpit yang Mengungkap Momen-Momen Menegangkan

Rekaman video yang berasal dari kamera kokpit memberikan gambaran detik-detik sebelum tragedi. Dalam video tersebut, terlihat kapten pilot mencoba berbagai cara untuk memulihkan kendali pesawat. Tangannya tampak berulang kali menyentuh panel atas sambil berdiskusi intens dengan kopilot.

BACA JUGA :  Bus Rombongan Wisata Mts Asal Kota Serang Kecelakaan Terbalik di Subang.

Dialog antara kapten dan kopilot mengungkapkan suasana panik. “Sistem navigasi tidak merespons,” ujar kapten. “Coba alihkan ke mode manual sepenuhnya,” balas kopilot. Namun, semua upaya tampaknya sia-sia karena pesawat mulai kehilangan ketinggian secara drastis.

Para ahli penerbangan yang menganalisis video ini menyebut tindakan kapten pilot sebagai upaya terakhir untuk mengaktifkan kembali sistem atau menonaktifkan fitur yang bermasalah. Namun, tidak jelas apakah tindakan tersebut berhasil atau malah memperburuk situasi.

Respons Darurat dan Upaya Penyelamatan

Ketika pesawat mulai menunjukkan tanda-tanda kehilangan kendali, pilot segera mengirimkan sinyal darurat ke menara kontrol Bandara Jeju. Pihak bandara segera mengaktifkan protokol darurat dan mengerahkan tim penyelamat ke lokasi yang diperkirakan sebagai titik pendaratan darurat.

Namun, pesawat kehilangan ketinggian dengan cepat dan akhirnya jatuh di perairan sekitar 20 kilometer dari Pulau Jeju. Tim penyelamat tiba di lokasi sekitar satu jam setelah kecelakaan terjadi. Dari 183 penumpang dan kru, 56 orang berhasil diselamatkan, sementara sisanya dinyatakan tewas atau hilang.

Analisis Penyebab Kecelakaan

Hingga saat ini, penyebab pasti kecelakaan masih dalam investigasi. Komite Keselamatan Transportasi Korea (KTSB) bekerja sama dengan produsen pesawat dan maskapai untuk menganalisis kotak hitam serta kondisi teknis pesawat.

Beberapa kemungkinan penyebab yang sedang diteliti meliputi:

  1. Kegagalan Sistem Navigasi Otomatis: Data awal menunjukkan bahwa sistem navigasi otomatis mengalami kegagalan total, memaksa pilot untuk mengendalikan pesawat secara manual. Hal ini sangat jarang terjadi tetapi dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
  2. Kesalahan Manusia: Para penyelidik juga mempertimbangkan kemungkinan adanya kesalahan manusia, baik dari pilot maupun kru darat yang bertanggung jawab atas pemeriksaan sebelum penerbangan.
  3. Kondisi Cuaca: Meskipun cuaca dilaporkan cerah saat lepas landas, perubahan mendadak di atmosfer bisa menjadi faktor tambahan yang mempersulit pengendalian pesawat.
  4. Kerusakan Mekanis: Kemungkinan lain adalah kerusakan pada komponen vital pesawat, seperti sistem hidrolik atau mesin, yang dapat memengaruhi performa pesawat.
BACA JUGA :  Polres Lebak Pasang Spanduk Himbauan, Antisipasi Anak Remaja Perang Sarung

Reaksi Publik dan Industri Penerbangan

Tragedi ini telah memicu gelombang simpati dari berbagai pihak, baik di Korea Selatan maupun dunia internasional. Keluarga korban mendapat dukungan moral dan material dari pemerintah serta pihak maskapai. Presiden Korea Selatan juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan memerintahkan penyelidikan menyeluruh.

Di sisi lain, tragedi ini juga memicu diskusi di kalangan profesional penerbangan. Banyak yang mempertanyakan standar keselamatan dan pelatihan kru, khususnya dalam menghadapi situasi darurat. Beberapa maskapai di Korea Selatan bahkan langsung mengumumkan langkah-langkah peningkatan keselamatan, seperti pelatihan tambahan untuk pilot dan peningkatan frekuensi inspeksi pesawat.

Kisah Heroik di Balik Tragedi

Meskipun insiden ini berakhir tragis, terdapat kisah heroik yang layak diapresiasi. Salah satu penumpang, seorang pria berusia 35 tahun, berhasil menyelamatkan seorang anak kecil yang terjebak di reruntuhan kabin. Dengan luka-luka di tubuhnya, ia tetap berusaha membawa anak tersebut ke tim penyelamat.

“Saya hanya berpikir untuk menyelamatkan siapa pun yang saya bisa,” ujarnya saat diwawancarai di rumah sakit. Tindakannya yang berani ini mendapat apresiasi luas dari masyarakat.

Pembelajaran dari Tragedi

Kecelakaan ini mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan dalam dunia penerbangan. Beberapa pembelajaran yang dapat diambil meliputi:

  1. Peningkatan Teknologi: Industri penerbangan perlu terus mengembangkan teknologi yang dapat mencegah kegagalan sistem secara total, termasuk sistem cadangan yang lebih andal.
  2. Pelatihan Darurat: Pelatihan untuk menghadapi situasi darurat harus menjadi prioritas, baik bagi kru pesawat maupun tim penyelamat.
  3. Komunikasi yang Efektif: Sistem komunikasi antara pilot dan menara kontrol harus lebih ditingkatkan untuk memastikan respons cepat dalam situasi kritis.

Momen terakhir pilot Jeju Air yang terekam dalam video kokpit akan terus menjadi bahan diskusi dan analisis dalam waktu yang lama. Tragedi ini tidak hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi pengingat akan tanggung jawab besar yang diemban oleh dunia penerbangan.

BACA JUGA :  Gen Tangsel Nyatakan Pamcasila Sebagai Kekuatan Idiologi Pemuda Dalam Rangka Peringati Bulan Bung Karno

Semoga investigasi yang dilakukan dapat mengungkap kebenaran di balik insiden ini dan membantu mencegah tragedi serupa di masa depan. Keamanan penerbangan adalah prioritas utama yang harus dijaga demi keselamatan semua pihak. (Red/CKN)