CompasKotaNews.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan yang signifikan, mencapai Rp8.170 per dolar AS. Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap apresiasi ini antara lain aliran masuk modal asing yang meningkat, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS, serta kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia.
Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa penguatan rupiah didukung oleh aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik. Investor asing menunjukkan kepercayaan yang tinggi terhadap prospek ekonomi Indonesia, sehingga mendorong peningkatan investasi di sektor riil dan portofolio. Selain itu, ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan oleh Federal Reserve AS turut mempengaruhi penguatan rupiah.urvei CME menunjukkan bahwa pada Desember 2024, terdapat peluang 68 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuannya.
Ekspektasi ini menyebabkan pelemahan dolar AS, yang pada gilirannya memberikan ruang bagi mata uang negara berkembang, termasuk rupiah, untuk menguat. Kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia juga memainkan peran penting dalam penguatan rupiah. BI secara tak terduga menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 6,00 persen pada September 2024, yang merupakan penurunan pertama sejak Februari 2021.
Langkah ini diambil dengan mempertimbangkan ekspektasi inflasi yang rendah dan stabilitas rupiah, serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Secara keseluruhan, kombinasi dari aliran masuk modal asing, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed, dan kebijakan moneter domestik yang akomodatif telah berkontribusi pada penguatan signifikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.