CompasKotaNews.com – Sebuah insiden mengejutkan terjadi di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, ketika seorang anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok warga. Kejadian ini berlangsung pada Senin, 7 April 2025, sekitar pukul 01.00 WITA, di Dusun Barumbung, Desa Kalaotoa, Kecamatan Pasilambena. Anggota Babinsa tersebut, Kopda Furqan Mubin, dilaporkan diserang setelah melakukan tindakan disiplin terhadap seorang warga yang diduga mengganggu ketertiban saat acara hajatan berlangsung.
Awal Mula Kejadian
Menurut keterangan resmi dari Dandim 1415/Selayar, Letkol Inf Nanang Agung Wibowo, peristiwa bermula saat Kopda Furqan sedang bertugas mengamankan sebuah acara pernikahan yang diadakan warga setempat. Dalam tugasnya, ia dibantu oleh Bhabinkamtibmas dari Pos Polisi Pasilambena, Bripda Herik. Acara tersebut awalnya berjalan lancar hingga muncul gangguan dari seorang warga bernama Sarwan, yang diduga membuat keributan di tengah hajatan.
Kopda Furqan kemudian mengambil langkah tegas dengan mencambuk Sarwan menggunakan ikat pinggang sebagai bentuk hukuman atas perilaku tidak tertibnya. Tindakan ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban acara yang sedang berlangsung. Namun, apa yang awalnya dimaksudkan sebagai upaya menegakkan disiplin justru memicu reaksi keras dari warga sekitar.
Eskalasi dan Pengeroyokan
Tak lama setelah kejadian itu, situasi menjadi tidak terkendali. Aksi Kopda Furqan mencambuk Sarwan ternyata memancing amarah sejumlah warga yang menyaksikan peristiwa tersebut. Dalam waktu singkat, sekelompok orang mendekati Kopda Furqan dan melakukan serangan secara bersama-sama. Video amatir yang kemudian viral di media sosial memperlihatkan momen ketika anggota Babinsa itu dikeroyok oleh massa yang geram.
Dalam rekaman tersebut, terlihat Kopda Furqan berusaha melindungi diri dari serangan bertubi-tubi. Meski sempat terpojok, ia berhasil bertahan dari amukan warga. Sementara itu, Bripda Herik yang mendampinginya juga berupaya meredakan situasi, namun jumlah massa yang cukup banyak membuat upaya tersebut menjadi sulit.
Respons Pihak Berwenang
Setelah kejadian tersebut, Kopda Furqan langsung dipanggil oleh komando atasannya untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Letkol Inf Nanang Agung Wibowo menegaskan bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap kronologi lengkap insiden ini. “Kami telah memanggil Babinsa tersebut guna klarifikasi terkait apa yang sebenarnya terjadi di lapangan,” ujar Nanang pada Rabu, 9 April 2025.
Nanang juga menambahkan bahwa tindakan yang dilakukan Kopda Furqan akan dievaluasi sesuai prosedur militer. Pihak TNI berkomitmen untuk menangani kasus ini secara transparan demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi. Sementara itu, polisi setempat juga turut dilibatkan untuk menyelidiki aspek hukum dari pengeroyokan yang dialami anggota Babinsa tersebut.
Dampak dan Reaksi Publik
Video insiden ini dengan cepat menyebar luas di berbagai platform media sosial, memicu beragam tanggapan dari netizen. Sebagian warganet mempertanyakan tindakan Kopda Furqan yang dianggap berlebihan, sementara yang lain justru mendukung langkahnya sebagai bentuk penegakan disiplin di tengah situasi darurat. Peristiwa ini juga kembali menyoroti pentingnya komunikasi dan koordinasi antara aparat keamanan dengan masyarakat agar situasi serupa tidak terulang di masa mendatang.
Hingga kini, situasi di Desa Kalaotoa dilaporkan telah kembali kondusif. Pihak berwenang terus berupaya menenangkan warga serta memastikan proses hukum berjalan adil bagi semua pihak yang terlibat. Kasus ini menjadi pengingat bahwa tugas menjaga keamanan di tengah masyarakat tidak selalu berjalan mulus dan sering kali membutuhkan pendekatan yang bijaksana.