Mengungkap Keistimewaan Sujud di Sepertiga Malam Terakhir: Waktu Mustajab Penuh Keberkahan

oleh

Serang Kota || CompasKotaNews.Com —
Waktu sepertiga malam terakhir dikenal sebagai salah satu momen paling istimewa dalam ajaran Islam. Di balik keheningan malam, tersimpan waktu yang diyakini penuh dengan keberkahan, ampunan, dan peluang terkabulnya doa-doa. Banyak umat Islam berusaha memanfaatkannya untuk bermunajat, memohon ampun, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Secara teknis, sepertiga malam terakhir dihitung dengan membagi durasi malam menjadi tiga bagian. Malam dalam hal ini dimulai dari waktu maghrib, yaitu saat matahari terbenam, hingga waktu subuh, yaitu saat fajar menyingsing. Bagian terakhir dari pembagian tersebut adalah yang disebut dengan sepertiga malam terakhir.

Floating Ad with AdSense
X

Sebagai contoh, jika maghrib jatuh pada pukul 18.00 WIB dan subuh pada pukul 04.30 WIB, maka total durasi malam adalah 10,5 jam. Membaginya menjadi tiga bagian menghasilkan masing-masing sepertiga berdurasi 3,5 jam. Maka, sepertiga malam terakhir dimulai sekitar pukul 01.00 WIB hingga menjelang subuh.

Namun, waktu tersebut bukanlah angka mutlak. Ia sangat bergantung pada lokasi geografis dan perbedaan waktu maghrib dan subuh di setiap daerah. Karena itu, umat Islam dianjurkan menghitung sendiri berdasarkan waktu salat di wilayah masing-masing.

Dalam ajaran Islam, waktu sepertiga malam terakhir memiliki makna spiritual yang sangat mendalam. Diriwayatkan dalam berbagai hadits, Allah SWT turun ke langit dunia pada waktu ini untuk mengabulkan doa, memberikan ampunan, dan memenuhi permintaan hamba-Nya yang memohon dengan penuh keikhlasan.

“Adakah hamba-Ku yang berdoa, maka akan Aku kabulkan? Adakah yang meminta ampun, maka akan Aku ampuni?” demikian makna dari hadits yang sering dikutip dalam konteks keutamaan waktu ini. Suasana sunyi malam menciptakan kondisi yang ideal untuk menghadirkan ketenangan batin dan kekhusyukan dalam berdoa.

BACA JUGA :  2 Kubu dari Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud Bersiap Ajukan PHPU ke MK: Analisis dan Prospek

Shalat tahajud yang dilakukan pada sepertiga malam terakhir disebut memiliki nilai yang sangat tinggi. Bukan hanya karena jarangnya orang yang melakukannya, tetapi karena pada saat itulah Allah SWT paling dekat dengan hamba-Nya. Momentum ini menjadi ajang muhasabah dan kesempatan untuk memperbarui ikatan ruhani dengan Sang Khalik.

Selain itu, doa yang dipanjatkan pada waktu tersebut diyakini lebih mudah terkabul, terutama jika diiringi dengan keikhlasan, kesabaran, dan harapan yang tulus. Tidak heran bila banyak ulama dan orang saleh menjadikan sepertiga malam terakhir sebagai rutinitas dalam kehidupan spiritual mereka.

Bagi sebagian orang, bangun di sepertiga malam mungkin terasa berat, apalagi jika terbiasa tidur larut. Namun, banyak yang merasakan ketenangan batin dan kedamaian yang tak tergantikan setelah menjalankan ibadah pada waktu ini, seolah-olah menjadi sumber energi baru untuk menghadapi hari.

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, sepertiga malam terakhir menawarkan ruang sunyi yang langka. Ia menjadi saat untuk berhenti sejenak dari keramaian dunia, menenangkan pikiran, dan mendekatkan diri kepada nilai-nilai ketuhanan yang hakiki.

Bahkan bagi yang hanya bisa meluangkan waktu beberapa menit di penghujung malam, kesempatan untuk memohon dan mencurahkan isi hati kepada Allah tetap terbuka lebar. Tidak ada batasan jumlah atau bentuk doa yang boleh dipanjatkan, selama disertai keyakinan dan kesungguhan.

Penting untuk diingat bahwa keutamaan waktu ini tidak hanya milik para ulama atau orang-orang yang dianggap saleh. Siapapun yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan tulus pada sepertiga malam terakhir, akan mendapatkan bagian dari keberkahan tersebut.

Karena itu, semangat untuk bangun di sepertiga malam bukan semata-mata karena mengejar pahala, tetapi juga karena menyadari adanya kasih sayang Allah yang begitu luas kepada hamba-Nya. Ia menunggu, mendengarkan, dan memberi jalan bagi siapa pun yang ingin kembali kepada-Nya.

BACA JUGA :  Suami Tusuk Istri Siri di Kecamatan Carenang Akibat Hasratnya Tak Terpenuhi

Dengan memahami keutamaan dan cara menghitung waktu sepertiga malam terakhir, umat Islam diharapkan bisa lebih termotivasi untuk memanfaatkan waktu ini sebaik-baiknya. Tidak perlu menunggu menjadi sempurna, cukup dengan niat dan langkah kecil yang konsisten, seseorang bisa mendekat kepada cahaya Ilahi.

Pada akhirnya, sepertiga malam terakhir adalah hadiah spiritual bagi siapa saja yang ingin memperbaiki diri dan memperkuat hubungannya dengan Allah SWT. Sebuah waktu emas yang hadir setiap malam, menanti untuk disambut dengan keikhlasan dan harapan.

(Tf/red)