Nabhani ketua kelompok tani dari desa pulokencana menginingnakan ada upaya dari pemerintah kab serang atau para pemangku kebijakan untuk pengerukan aliran sungai dari rumput liar eceng gondok dan pendangkalan sungai kalau ini tidak di lakukan debit air itu akan memasuki dan membanjiri area sawah petani.
Serang Kabupaten | Compaskotanews.com — Ratusan hektare sawah di Kabupaten serang di hawaturkan akan mengalami gagal panen atau puso. Penyebabnya adalah curah hujan yang tinggi hingga berbuntut banjir.
Dara Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Banten, dari periode April hingga Mei 2023, terdapat 184 hektare sawah yang ditanam padi di kecamatan Pontang hawatir terdampak banjir. Sebanyak 76 hektare sawah di antaranya di hawatirkan gagal panen kalau sampai saat ini belum ada perhatian khusus dari dinas Pertanian atau balai besar.
“Padi yang mengalami puso biasanya terendam banjir hingga tiga hari berturut turut. Sehingga hasil panen sulit untuk bisa diselamatkan,” kata Malik ketua kelompok Fajar tani dan di pastikan kerugian para petani ada di depan mata (20/5).
76 hektare sawah dari 184 hektare yang pernah terendam banjir pada waktu itu tersebar di 3 desa, Desa pontang, desa singarajan dan desa pulo kencana dari desa tersebut dapat mengasilkan ribuan ton padi siap giling.
Sementara dari 184 hektare area sawah yang ada di Kecamatan pontang yang di perkirakan gagal panen ada di Desapulo kencana dengan luas area sawah sekitar 70 hektare yang dekat dengan bantaran sungai.
Nabhani dari Ketua kelompok tani Makmur mengatakan, sebagian area sawah yang sering terdampak banjir kena dampak luapan air sungai ciwaka yang sering gagal panen ada di Desa Pulo kencana.
Malik mengatakan kepada awak media, Compaskotanews.com “Kami ingin pemangku kebijakan ikut andil dalam melakukan program ketahanan pangan yang di canangkan oleh pemerintah pusat, untuk itu Kami meminta ada perbaikan saluran irigasi dari pendangkalan kali ciwaka, di tambah ada nya rumput liar seperti eceng gondok yang saat ini hampir menutupi permukaan kali yang ada di Desa Pontang Fajar, dampak nya air akan melebar kemana mana yang mengaliri di 3 Desa tersebut. Petani sangat ketar ketir ketika ada hujan turun, bisa bisa padi yang di harapkan hasil nya bagus malah terendam banjir.
Para petani ingin melakukan langkah antisipasi rutin, yakni dengan memberikan peringatan dini kepada petani melalui UPT Proteksi.
“Peringatan dini tersebut agar petani menghindari penanaman saat musim hujan, khususnya untuk daerah yang endemis banjir,” ucap Malik.
Selain itu, pihaknya juga sudah memberikan cadangan benih padi serta Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) kepada para petani.
Dengan mengikuti AUTP, petani akan mendapatkan biaya penggantian bila sawahnya terserang hama atau banjir, sehingga bisa dibuat membeli bibit baru dan mendapat biaya ganti operasional produksi tanam. “Pungkas nya
(Tf/red)