CompasKotaNews.com – Baru-baru ini, terjadi fenomena kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di berbagai daerah di Indonesia. Di Mojokerto, Jawa Timur, misalnya, puluhan warga berbondong-bondong mendatangi Pangkalan Pertamina Region V LPG & Gas Product di Jalan Jayanegara, Kecamatan Puri. Mereka mengantre sejak pagi hari, dan begitu suplai gas tiba sekitar pukul 10.00, sebanyak 50 tabung gas melon langsung habis dalam waktu sepuluh menit. Beberapa warga bahkan tidak kebagian meskipun telah menunggu lama.
Situasi serupa terjadi di Balikpapan, Kalimantan Timur. Masyarakat setempat memburu gas elpiji 3 kilogram di berbagai agen dan pangkalan. Di salah satu agen di kawasan Batakan, Balikpapan Timur, gas yang baru saja didistribusikan ludes hanya dalam hitungan menit. Warga mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas melon tersebut dan terpaksa membeli dengan harga lebih tinggi di pengecer.
Di Kendari, Sulawesi Tenggara, kelangkaan gas elpiji 3 kilogram juga membuat resah masyarakat. Di pangkalan Jalan Lawata, Kecamatan Mandonga, misalnya, puluhan tabung gas yang baru didistribusikan habis dalam waktu kurang dari 10 menit. Banyak warga yang tidak kebagian meskipun telah berkeliling mencari di berbagai pangkalan dan eceran. Beberapa dari mereka bahkan harus membeli dengan harga mencapai Rp70.000 hingga Rp80.000 per tabung di tingkat pengecer.
Menurut Ketua Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Sumatera Utara, Haris Razali, salah satu penyebab kelangkaan ini adalah terhentinya pasokan LPG 3 kilogram dari Pertamina saat perayaan Idul Adha 2023, padahal kebutuhan saat itu cukup tinggi. Selain itu, aktivitas pengoplosan gas dari tabung LPG 3 kilogram ke tabung non-subsidi ukuran lebih besar juga memperparah kelangkaan.
Pertamina mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan panic buying karena perilaku tersebut dapat menyebabkan ketersediaan elpiji 3 kilogram di lapangan cepat habis. Pertamina memastikan bahwa kuota LPG 3 kilogram yang ditetapkan pemerintah akan cukup jika penggunaannya sesuai dengan aturan yang ada.
Masyarakat diharapkan membeli gas elpiji 3 kilogram langsung di pangkalan resmi dan tidak melalui pengecer untuk memastikan harga sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Selain itu, pengawasan terhadap distribusi dan penggunaan gas elpiji bersubsidi perlu ditingkatkan agar tepat sasaran dan tidak terjadi penyelewengan.