Compaskotanews.com. ” Serang, Banten – Sabtu tgl 15 – Feb – 2025 Musyawarah Daerah (MUSDA) ke-2 Insan Pariwisata Indonesia (IPI) Provinsi Banten telah sukses digelar pada hari Sabtu tgl 15 -feb – 2025 Serang di gedung Rumah budaya Almahya Dullana jln K.H. Abdul jadi 92 Cipare kota serang Banten ,Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen terkait pariwisata, termasuk pengusaha, biro perjalanan wisata, dan tokoh masyarakat yang memiliki komitmen terhadap perkembangan sektor pariwisata di Provinsi Banten. Tema yang diusung dalam MUSDA kali ini adalah “Rebranding Pariwisata Banten” dengan sub thema “Menjadikan IPI Mitra stategis Pemeritah bersinergi dan berkolaborasi untuk meningkatkan Citra Pariwisata Banten” Ini harus dilakukan guna Menyongsong Masa depan imbuhnya.
Dalam acara pembukaannya, Ketua IPI Banten, .. mengungkapkan bahwa sektor pariwisata Banten memiliki potensi yang besar namun belum dimanfaatkan sepenuhnya. Ia menekankan pentingnya rebranding untuk memperkenalkan Banten sebagai tujuan wisata utama di Indonesia. Banten memiliki keindahan alam yang luar biasa, sejarah yang kaya, dan budaya yang menarik. Namun, kita harus bersama-sam
Rebranding pariwisata Banten menjadi fokus utama dalam MUSDA ke-2 ini, dimana seluruh peserta sepakat bahwa perlu adanya kolaborasi antara pemerintah Provinsi dan daerah, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat untuk menciptakan citra baru yang lebih positif dan modern. Salah satu langkah yang akan diambil adalah pembenahan infrastruktur pariwisata di provinsi Banten tu
Ketua DPP IPI , I Gede Susilawisnawa dan ketua DPD DKJ , Akbar turut menyampaikan dukungannya terhadap langkah rebranding ini. Ia mengatakan bahwa pemerintah daerah sangat mendukung upaya-upaya yang bertujuan untuk memperkenalkan Banten ke dunia luar sebagai destinasi wisata yang menarik dan berkelas. “Kami akan bekerja keras untuk meningkatkan fasilitas serta pelayanan di destinasi wisata yang ada, termasuk mempermudah izin bagi pelaku pariwisata,” ujarnya.
Sebagai bagian dari proses rebranding, IPI Banten juga mengajak pelaku pariwisata untuk lebih kreatif dalam mempromosikan potensi wisata Banten melalui media sosial dan digital marketing. Di era digital ini, promosi pariwisata tidak hanya bergantung pada media konvensional, tetapi juga melalui platform online yang dapat menjangkau pasar global secara lebih luas.
Dalam sesi panel diskusi, beberapa ahli pariwisata juga memberikan wawasan mengenai tren pariwisata dunia yang dapat disesuaikan di Banten. Salah satu tren yang saat ini sedang berkembang adalah pariwisata berbasis green eco turism and sustainability (pariwisata hijau dan berkelanjutan). “Pengunjung masa kini diharapkan semakin peduli terhadap dampak sosial dan lingkungan imbuhnya.
Dengan semangat yang tinggi dan komitmen bersama, IPI Banten optimis bahwa rebranding pariwisata Banten dapat terwujud dan membawa dampak positif bagi kemajuan perekonomian daerah. “Kami percaya bahwa dengan kerjasama yang solid antara semua pihak, Pariwisata Banten akan semakin berkembang dan menjadi destinasi yang diperhitungkan di dunia internasional,” tuturnya.
MUSDA ke-2 IPI Banten telah memilih secara aklamasi saudara Fieruz Luthfi sebagai Ketua DPD IPI Prov Banten periode 2025 – 2028, melanjutkan kepemimpinan Bobby Hidayat sebelumnya. Diharapkan kaderisasi ini menjadi kunci dan penting dalam perjalanan pariwisata Banten menuju masa depan yang lebih cerah, di mana sektor pariwisata dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian daerah dan menciptakan lapangan pekerja di provinsi Banten tuturnya.
Pada sesi akhir ketua Dewan Pengawas dan Kode Etik DPP IPI H. Sopyan Iskandar menilai bhwa DPP dan DPD IPI pada rencana programnya sudah sejalan dengan program Asta Citanya President Prabowo dengan mendukung Swasembada Energi, swasembada Pangan, Hilirisasi dan program Makan Bergizi Garatis (MBG) dimana nantinya akan membentuk badan usaha Koperasi. Oleh karena itu juga menyampaikan harapan kepada Pemerintah, agar upaya efisiensi saat ini yang diprogramkan Pemerintah setuju, tetapi berlaku adil dan proporsional, jangan lagi asal memotong anggaran (cutting cost) atau melarang dan membatasi orang bepergian membuat acara hiburan, study tour siswa, Mice, khususnya perjalanan dan kegiatan wisata produktif dan edukatif di dalam negeri, karena akan sangat berdampak merugikan para pelaku usaha. Demikian Sopyan.
Red (Yudi)