Badonci ISOWAKU ke-40: Ajang Silaturahmi, Penggalangan Dana, dan Manifestasi Persatuan Warga Maluku di Banten

oleh

SERANG BANTEN || Compaskotanews.com —
Suasana hangat dan penuh keakraban terasa kental di Saung Tepi Jalan, Cikande, Sabtu (5/7), saat ratusan warga Maluku dari berbagai penjuru Banten berkumpul dalam kegiatan Badonci. Acara ini diselenggarakan oleh Ikatan Sosial Warga Maluku (ISOWAKU) sebagai bagian dari rangkaian menyambut Hari Ulang Tahun ISOWAKU yang ke-40.

Badonci bukan sekadar agenda tahunan biasa. Ia menjadi titik temu emosional warga Maluku yang telah lama merantau dan menetap di Banten, namun tetap menjaga erat tali persaudaraan dan jati diri sebagai bagian dari masyarakat Maluku.

Floating Ad with AdSense
X

Dalam kegiatan yang sarat makna ini, terlihat warga dari Kota Serang, Cikande, hingga Merak saling sapa, bertukar cerita, dan menyanyikan lagu-lagu khas tanah kelahiran mereka. Kebersamaan yang terjalin menciptakan atmosfer kekeluargaan yang menghangatkan hati.

Ketua Panitia, Rustam Mukadar, menjelaskan bahwa tujuan utama Badonci tahun ini bukan hanya bersilaturahmi, tapi juga sebagai langkah awal penggalangan dana. Dana ini nantinya akan digunakan untuk menyukseskan perayaan puncak HUT ISOWAKU ke-40 pada Desember mendatang.

“Daripada acara ini adalah momen berkumpul dan juga bentuk awal cari dana. Tapi lebih dari itu, ini adalah momen orang Pasudara bisa berjumpa kembali di tanah perantauan. Saling berpeluk, berbagi cerita, dan mempererat ikatan,” ujar Rustam penuh semangat.

ISOWAKU sendiri adalah organisasi sosial yang menjadi wadah pemersatu warga Maluku lintas generasi dan lintas agama di wilayah Banten. Dengan nilai-nilai gotong royong, persaudaraan, dan toleransi, organisasi ini telah menjadi rumah bersama bagi warganya sejak awal berdiri.

BACA JUGA :  Bukti Kebersamaan, PJBN DPC Kota Serang Bagikan 500 Takjil Kemasyarakat

Humas ISOWAKU, Bung Rahmat, menegaskan bahwa kekuatan ISOWAKU terletak pada semangat persatuan yang terus dijaga. Dalam penggalangan dana ini, ia menyebut keterlibatan warga dari berbagai wilayah sebagai bentuk nyata semangat kolektif yang hidup dan kuat.

“Kami bersatu dari Serang, Cikande, hingga Merak. Ini bukan sekadar cari dana, tapi bentuk komitmen bersama demi memperingati 40 tahun berdirinya ISOWAKU. Inilah wajah kami: bersatu dalam keberagaman,” ujarnya.

Lebih jauh, Bung Rahmat menyoroti bahwa ISOWAKU juga mencerminkan harmonisasi antarumat beragama. Dalam organisasi ini, umat Muslim dan Nasrani hidup berdampingan dalam kedamaian, saling menopang dalam semangat kekeluargaan.

“Kita punya sistem pelagang — Muslim dan Nasrani satu hati. Kita hidup berdampingan di Banten dan ikut membangun harmoni di lingkungan masyarakat luas. ISOWAKU adalah contoh nyata keberagaman yang menyatu,” ungkapnya.

Saat ini, kepengurusan ISOWAKU dipimpin oleh Bung Jason Gai, seorang purnawirawan Kopassus dan mantan Komandan Koramil Cikande. Ia dibantu oleh Bung Haji Maruah sebagai Wakil Ketua serta tim pengurus lainnya dari berbagai wilayah di Banten.

Kepemimpinan yang solid ini memastikan bahwa setiap kegiatan ISOWAKU tidak hanya bersifat seremonial, tapi juga membawa dampak sosial yang nyata, terutama dalam memperkuat eksistensi dan kontribusi warga Maluku di tanah perantauan.

“Setiap kali ada acara seperti ini, kita menyatukan diri. Bukan cuma datang bersuka cita, tapi juga memperkuat solidaritas dan menunjukkan bahwa kita bagian aktif dari masyarakat Banten,” tegas Bung Rahmat.

Selain menjadi ajang silaturahmi dan konsolidasi internal, kegiatan Badonci juga turut mengenalkan budaya Maluku kepada masyarakat Banten. Melalui lagu-lagu daerah, tata cara makan bersama, hingga tawa dan candaan khas Maluku, masyarakat setempat diajak mengenal lebih dekat budaya yang hidup di tengah mereka.

BACA JUGA :  Dilarang Isi BBM Pertalite Di SPBU Pertamina, Ini Daftar Merk Motor Dan Mobilnya

Momentum Badonci juga menjadi titik awal regenerasi semangat ISOWAKU. Para generasi muda yang hadir diajak terlibat aktif dalam kegiatan sosial, budaya, dan kepanitiaan agar estafet kepemimpinan dan semangat persaudaraan tak putus di tengah zaman yang berubah.

Acara ditutup dengan makan bersama yang diiringi musik tradisional Maluku. Suara tifa dan lantunan lagu-lagu daerah membawa suasana nostalgia, seolah membawa kembali kenangan akan kampung halaman yang selalu dirindukan.

Di tengah gelak tawa dan suara nyanyian, satu hal menjadi terang: ISOWAKU bukan hanya organisasi, tetapi rumah tempat orang Pasudara saling menopang dan menjaga identitas mereka di tanah rantau.

Empat dekade perjalanan ISOWAKU menunjukkan bahwa rasa kekeluargaan dan semangat persatuan mampu bertahan, bahkan tumbuh, di tengah perbedaan dan tantangan zaman.

Badonci 2025 bukan hanya rangkaian menuju pesta ulang tahun. Ia adalah pernyataan bahwa di tanah Banten, orang Maluku bukan tamu, tapi bagian utuh dari masyarakat yang berkontribusi dan bersatu.

(Rz/red)