Prof. Hidayat Akademisi UIN Banten: Jangan Anggap Anak Jalanan Sebagai “Masalah Sosial”, Angkat dan Muliakan Mereka

oleh

Serang Kota || Compaskotanews.com —
Siang ini, perbincangan hangat berlangsung bersama Prof. Hidayat, akademisi dari UIN Banten, yang menyoroti isu-isu sosial di masyarakat. Dalam wawancara ini, beliau membahas permasalahan anak jalanan, prostitusi, hingga penyakit sosial lain yang kerap menjadi sorotan publik.

Menurut Prof. Hidayat, masalah sosial bukanlah sekadar isu yang harus dihindari, melainkan tantangan yang memerlukan pembinaan serius. Ia menegaskan, langkah penanganan harus dimulai dari tingkat paling bawah, yakni RT dan RW. “Pimpinan di tingkat RT dan RW punya tanggung jawab besar. Jangan biarkan anak jalanan hanya dilihat sebagai sampah masyarakat,” ujarnya.

Floating Ad with AdSense
X

Ia mencontohkan, sama seperti sampah rumah tangga yang bisa diolah menjadi barang bernilai, anak jalanan pun dapat dibina hingga memiliki masa depan cerah. “Kalau sampah saja bisa diubah menjadi uang, kenapa anak-anak ini tidak bisa diubah menjadi manusia yang lebih mulia?” lanjutnya.

Prof. Hidayat menegaskan bahwa tugas pemerintah adalah mengangkat harkat dan martabat mereka, bukan mengucilkan. Pendekatan yang digunakan haruslah pendekatan kemanusiaan, yang memandang mereka sebagai manusia seutuhnya. “Memanusiakan manusia itu kuncinya,” tegasnya.

Menurutnya, pemerintah daerah memiliki peran strategis. Dinas-dinas seperti Dinas Sosial dan Badan Pemberdayaan Masyarakat harus terlibat aktif, termasuk melalui dukungan terhadap UMKM. Sebab, banyak masalah sosial bermula dari runtuhnya ketahanan keluarga akibat kesulitan ekonomi.

Ketika sandang dan pangan tidak terpenuhi, sebagian orang terpaksa turun ke jalan untuk bertahan hidup. Dalam kondisi ini, solusi yang dibutuhkan bukan sekadar penertiban, melainkan pemenuhan kebutuhan dasar. “Kalau kebutuhan dasar terpenuhi, peluang mereka kembali ke jalan akan berkurang,” ungkap Prof. Hidayat.

BACA JUGA :  TVRI Menerima Hibah Tanah Seluas 2,1 Ha dari Pemerintah Kota Serang Untuk Membuka Stasiun Penyiaran di Banten.

Ia juga menyoroti pentingnya kesadaran beragama dalam membina masyarakat. Menurutnya, ustaz dan kiai memiliki peran penting, bukan hanya dalam mengajarkan agama secara formal, tetapi juga memberi pemahaman yang membentuk perilaku.

“Ustaz jangan hanya mengajar mengaji, tapi juga menanamkan nilai-nilai agama yang membentuk karakter. Misalnya, menjaga kebersihan adalah ajaran agama, bukan hanya slogan,” jelasnya.

Prof. Hidayat mengkritisi fenomena masyarakat yang hafal dalil tentang kebersihan, namun masih membuang sampah sembarangan. Baginya, ajaran agama seharusnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekadar diucapkan.

Selain itu, ia mengaitkan ajaran agama dengan kepedulian terhadap kaum lemah. Ia menyinggung ayat-ayat yang mengingatkan umat agar tidak mengabaikan anak yatim dan kaum miskin. Menurutnya, anak jalanan termasuk dalam kelompok yang harus dilindungi ini.

“Mereka yang menelantarkan anak yatim dan tidak peduli pada kaum miskin akan mendapat peringatan dari Allah. Maka, tugas kita adalah peduli dan membantu,” katanya.

Prof. Hidayat menilai, pembinaan anak jalanan harus melibatkan sinergi antara pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat. Tanpa kerja sama, upaya pengentasan masalah sosial akan sulit berhasil.

Ia juga menekankan perlunya gerakan mengaji di kampung-kampung untuk mencegah anak-anak terjerumus ke jalanan. Namun, mengaji bukan hanya untuk menghafal, melainkan juga memahami makna dan mengamalkan dalam kehidupan.

Dengan pembinaan yang tepat, anak-anak yang selama ini terpinggirkan bisa kembali memiliki harapan dan tujuan hidup. “Mereka bukan sampah, mereka aset bangsa yang harus kita jaga,” pungkasnya.

Pesan Prof. Hidayat ini menjadi pengingat bahwa masalah sosial bukan untuk dihindari, melainkan untuk diatasi dengan hati dan tindakan nyata. Sebab, setiap manusia berhak dimuliakan, apapun latar belakangnya.

(Tf/red)