Ketua APDESI Waringin Kurung Halusi, Pastikan Hubungan Antar Kepala Desa Tetap Harmonis Meski Tak Semua Hadir di Acara Serah Terima Jabatan Desa Sampir

oleh

Serang Banten || Compaskotanews.com —
Suasana kekompakan kepala desa di Kecamatan Waringin Kurung kembali menjadi sorotan setelah acara serah terima jabatan Kepala Desa Sampir. Meski tidak semua kepala desa hadir, Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Waringin Kurung, Halusi, menegaskan bahwa hubungan antar kepala desa tetap harmonis dan saling mendukung.

Dalam perbincangan hangat bersama awak media, Halusi menjelaskan bahwa ketidakhadiran sebagian kepala desa bukanlah cerminan dari retaknya hubungan kerja. Menurutnya, setiap kepala desa memiliki agenda dan tanggung jawab di desa masing-masing yang tidak dapat ditinggalkan.

Floating Ad with AdSense
X

Halusi menuturkan, hubungan yang telah terjalin antara para kepala desa se-Kecamatan Waringin Kurung sudah dibangun sejak lama. Kerja sama dan komunikasi, katanya, berjalan dengan baik tanpa ada gesekan berarti. “Tidak ada alasan untuk berpikir bahwa hubungan kami kurang baik. Semuanya berjalan harmonis,” tegasnya.

Isu ini mencuat setelah muncul pertanyaan dari pihak kecamatan terkait mengapa hanya lima kepala desa, termasuk dirinya, yang hadir pada acara tersebut. Sebagian pihak sempat mengaitkannya dengan potensi ketidakharmonisan di internal para pemimpin desa.

Namun, Halusi membantah anggapan tersebut. Ia menyampaikan bahwa sebelum acara, para kepala desa yang berhalangan hadir sudah mengonfirmasi langsung kepadanya. Masing-masing memiliki alasan jelas, baik karena urusan pribadi maupun kegiatan mendesak di desa yang tidak bisa ditunda.

“Teman-teman sudah memberi kabar sebelumnya. Jadi saya memandang ini bukan masalah besar, apalagi bukan soal hubungan personal,” ujar Halusi.

Ia juga menambahkan, keberadaan Camat dan perangkat kecamatan pada acara tersebut tetap menjadi momen penting bagi yang hadir. Namun, ketidakhadiran sebagian kepala desa tidak mengurangi makna acara maupun rasa kebersamaan yang selama ini dibangun.

Bahkan, Halusi menegaskan bahwa rasa saling menghormati antar kepala desa menjadi modal utama yang selama ini membuat kerja sama berjalan lancar. Menurutnya, perbedaan agenda atau kesibukan masing-masing tidak pernah menjadi penghalang dalam membangun keharmonisan.

BACA JUGA :  Duh Miris Oknum Masih Narikin Uang Setoran Warung Rp19000 Perhari: Pemkot Serang Pertimbangkan Ambil Alih Kios Ilegal di Stadion Maulana Yusuf

“Kami semua saling mendukung, baik dalam kegiatan desa maupun kegiatan kecamatan. Kalau ada yang tidak hadir di satu acara, bukan berarti ia tidak mendukung. Semua punya prioritas kerja yang harus dijalankan,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa kepala desa adalah figur yang memikul tanggung jawab besar terhadap warganya. Banyak kegiatan desa yang sifatnya mendesak dan memerlukan kehadiran langsung pemimpinnya. Dalam situasi seperti itu, pilihan untuk tetap berada di desa adalah bentuk tanggung jawab, bukan pengabaian.

Halusi berharap masyarakat tidak salah menafsirkan situasi ini. Ia mengajak semua pihak untuk melihat hubungan antar kepala desa dari sisi kerja sama nyata yang telah terbangun, bukan hanya dari kehadiran di satu acara.

“Kalau kita bicara keharmonisan, itu dibuktikan dari komunikasi dan saling dukung sehari-hari, bukan sekadar dari jumlah hadir di satu momen,” katanya menutup penjelasan.

Acara serah terima jabatan Kepala Desa Sampir sendiri berlangsung lancar. Para undangan yang hadir tetap memberikan apresiasi kepada pihak penyelenggara dan menyampaikan ucapan selamat kepada kepala desa baru.

Meski tidak semua kepala desa hadir, suasana tetap kondusif dan penuh kekeluargaan. Kehadiran Camat, perangkat kecamatan, dan perwakilan APDESI menjadi penanda bahwa dukungan dan koordinasi antar lembaga tetap berjalan.

Bagi Halusi, kejadian ini justru menjadi pengingat bahwa komunikasi terbuka adalah kunci untuk menjaga keharmonisan, di tengah berbagai kesibukan yang dihadapi para pemimpin desa.

(Tf/red)