Seren Taun Kasepuhan Adat Cibedug: Warisan Budaya Ribuan Tahun yang Terus Terjaga di Tengah Masyarakat Lebak

oleh
Seren Taun Kasepuhan Adat Cibedug: Warisan Budaya Ribuan Tahun yang Terus Terjaga di Tengah Masyarakat Lebak
Seren Taun Kasepuhan Adat Cibedug: Warisan Budaya Ribuan Tahun yang Terus Terjaga di Tengah Masyarakat Lebak

Seren Taun Kasepuhan Adat Cibedug: Warisan Budaya Ribuan Tahun yang Terus Terjaga di Tengah Masyarakat Lebak

Oleh: Tim Editor CompasKotaNews.com
Lebak, 3 November 2025 – Di tengah hiruk-pikuk modernisasi, tradisi kuno masih bernapas lega di Desa Cibedug Citorek Barat, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten. Perayaan Seren Taun Kasepuhan Adat Cibedug yang digelar pada Minggu (2/11/2025) menjadi bukti nyata bagaimana masyarakat adat mempertahankan warisan leluhur sejak era megalitikum. Acara ini tidak hanya sekadar ritual syukuran panen, tapi juga simbol pelestarian alam dan budaya yang telah berusia lebih dari 2.500 tahun.

Hadir sebagai tamu kehormatan, Wakil Bupati Lebak Amir Hamzah turut merasakan kehangatan prosesi adat yang sarat makna. Ribuan warga lokal dan tokoh masyarakat memadati lokasi, menyaksikan doa bersama dan upacara khidmat yang menjadi ciri khas tradisi ini. Seren Taun, yang secara harfiah berarti “satu tahun” dalam bahasa Sunda, menjadi momen refleksi atas berkah hasil bumi dan komitmen menjaga lingkungan.

Floating Ad with AdSense
X

Makna Mendalam di Balik Ritual Seren Taun Cibedug

Seren Taun Kasepuhan Adat Cibedug bukanlah sekadar perayaan musiman. Tradisi ini telah diwariskan turun-temurun sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Sang Pencipta atas kelimpahan panen raya. Setiap tahun, setelah musim tanam berakhir, masyarakat adat Cibedug menggelar rangkaian ritual yang melibatkan prosesi adat, tarian tradisional, dan doa massal. Acara ini juga menjadi ajang memperkuat ikatan sosial antarwarga, di mana generasi muda diajak memahami nilai-nilai leluhur.

BACA JUGA :  Kopi Campur Bawang Putih: Kombinasi Unik yang Membuat Jantung Sehat dan Meningkatkan Vitalitas Pria

Menurut catatan sejarah, kawasan Cibedug dikenal sebagai situs megalitikum yang berasal dari sekitar 2.500 SM. Batu-batu purba dan artefak yang ditemukan di sini menjadi saksi bisu peradaban kuno yang harmonis dengan alam. Kini, hutan adat Cibedug yang luasnya mencapai ratusan hektare menjadi tanggung jawab penuh masyarakat setempat. Sebelumnya, wilayah ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, tetapi kini dikembalikan hak pengelolaannya kepada komunitas adat untuk menjaga keberlanjutan ekosistem.

Wakil Bupati Amir Hamzah, dalam sambutannya, menyoroti pentingnya kearifan lokal ini. “Kawasan Lebak Cibedug adalah warisan bersejarah sejak masa megalitikum, sekitar 2.500 tahun sebelum Masehi. Saya mengajak seluruh masyarakat untuk terus melestarikan budaya dan hutan adat di situs ini,” ujarnya dengan penuh semangat. Ia juga menekankan pesan sederhana namun mendalam: “Jaga warisan budaya, jaga hutan adat.” Kata-kata ini langsung disambut tepuk tangan meriah dari hadirin.

Dukungan Pemerintah dan Komitmen Masyarakat Adat

Keberlangsungan tradisi Seren Taun tak lepas dari peran pemerintah daerah yang terus mendukung. Amir Hamzah menjanjikan bantuan lebih lanjut untuk pengembangan pariwisata budaya di Cibedug, sehingga tradisi ini bisa menjadi daya tarik wisatawan yang ingin menyelami kekayaan Sunda kuno. Selain itu, pejabat daerah hadir untuk menunjukkan solidaritas, mulai dari tokoh adat hingga perwakilan dinas terkait.

Abah Asbaji, sesepuh Cibedug Citorek Barat, tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur atas dukungan ini. “Kami sangat menghargai perhatian dan kehadiran pemerintah daerah yang selalu mendampingi upaya pelestarian adat istiadat kami. Ini membuat kami semakin termotivasi untuk menjaga tradisi ini bagi anak cucu,” ungkapnya dengan suara bergetar emosi. Doa bersama yang dipimpin oleh tokoh adat menjadi puncak acara, di mana semua peserta memohon limpahan berkah untuk tahun panen mendatang.

Acara berlangsung dalam suasana kekeluargaan yang hangat, diiringi alunan gamelan dan tarian jaipong yang memukau. Meski sederhana, elemen-elemen ini berhasil menyatukan hati semua orang, mengingatkan bahwa di balik kemajuan zaman, akar budaya tetap menjadi pondasi kehidupan.

BACA JUGA :  Ditinggal Shalat Subuh, Motor Warga Kalodran Hilang Di Parkiran Masjid

Pelestarian Tradisi sebagai Investasi Masa Depan Lebak

Perayaan Seren Taun Kasepuhan Adat Cibedug tahun ini bukan hanya pesta panen, tapi juga panggilan untuk aksi kolektif. Di era perubahan iklim yang semakin nyata, pelestarian hutan adat seperti di Cibedug menjadi contoh inspiratif bagaimana budaya bisa selaras dengan konservasi lingkungan. Masyarakat Lebak, khususnya di Cibedug, telah membuktikan bahwa tradisi ribuan tahun bisa tetap relevan, bahkan menjadi solusi untuk tantangan kontemporer.

Bagi Anda yang penasaran dengan keindahan ritual adat Sunda, kunjungi Cibedug dan rasakan sendiri getaran sejarah yang masih hidup. CompasKotaNews.com terus mengawal kisah-kisah inspiratif seperti ini, karena pelestarian budaya adalah kunci keberlanjutan bangsa.

Tags: Seren Taun Kasepuhan Adat Cibedug di Lebak digelar 2 Nov 2025. Tradisi syukur panen ribuan tahun tetap lestari berkat masyarakat adat & dukungan Pemkab Lebak.