Pandeglang, CompasKotaNews.com – 8 November 2025
Oleh: Tim Redaksi
Sebuah insiden menegangkan namun berakhir bahagia menimpa seorang santri berusia 18 tahun di Kabupaten Pandeglang, Banten. Fahru Husaeni, santri Pondok Pesantren Al-Muhajiri di Kelurahan Pagadungan, Kecamatan Karangtanjung, terjebak di puncak pohon kelapa selama hampir dua jam. Kejadian ini terjadi karena rasa panik setelah berhasil memanjat untuk memetik buah, ditambah guyuran hujan yang membuat batang pohon semakin licin.
Kronologi Kejadian Santri Terjebak Pohon Kelapa di Pandeglang
Kejadian nahas ini bermula pada sore hari, tepatnya sekitar pukul 15.00 WIB, Kamis (7/11/2025). Saat cuaca masih cerah, Fahru memutuskan memanjat pohon kelapa yang menjulang tinggi di area pesantren untuk mengambil buah segar. Namun, begitu mencapai puncak, rasa takut ketinggian tiba-tiba menyerang. Ia pun teriak minta tolong, tapi suaranya belum terdengar oleh siapa pun.
Tak lama kemudian, hujan deras mengguyur wilayah setempat. Air hujan yang membasahi batang pohon membuat permukaannya semakin sulit digenggam. “Korban awalnya bisa naik dengan mudah, tapi turun justru jadi mimpi buruk karena pohon licin dan ketinggian yang menakutkan,” ungkap Endan Permana, Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Pandeglang.
Sekitar satu jam berlalu, akhirnya teriakan Fahru didengar oleh warga yang kebetulan melintas di dekat lokasi. Tanpa membuang waktu, warga tersebut segera menghubungi petugas BPBDPK Pandeglang untuk meminta bantuan evakuasi. Tim piket yang sedang bertugas langsung bergerak cepat menuju Pondok Pesantren Al-Muhajiri.
Proses Evakuasi yang Berlangsung 90 Menit Penuh Ketegangan
Tim pemadam kebakaran tiba di lokasi sekitar pukul 18.15 WIB. Dengan peralatan standar seperti tangga dan tali pengaman, petugas segera memulai operasi penyelamatan. Proses ini memakan waktu kurang lebih 90 menit, di mana setiap detik terasa lama bagi Fahru yang masih bergantung di atas pohon.
“Alhamdulillah, evakuasi berjalan lancar. Kami menggunakan teknik standar untuk menurunkan korban secara aman, tanpa ada risiko tambahan,” tambah Endan. Hasilnya, Fahru berhasil diturunkan dengan selamat dan tanpa mengalami luka serius. Setelah itu, ia langsung diserahkan kembali ke pengasuh pesantren untuk mendapatkan perawatan medis ringan dan dukungan emosional.
Insiden ini sempat menjadi sorotan warga sekitar, terutama karena durasinya yang cukup panjang. Banyak yang mengagumi keberanian petugas damkar Pandeglang dalam menangani situasi darurat seperti ini, di tengah cuaca yang tidak menentu.
Imbauan Keselamatan: Hindari Memanjat Sendiri Saat Hujan
Kejadian santri terjebak pohon kelapa di Pandeglang ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat, khususnya di daerah pedesaan yang banyak ditumbuhi pohon tinggi. Endan Permana menekankan agar warga lebih waspada, terutama saat memanjat pohon untuk mengambil buah atau alasan lainnya. “Jangan pernah memanjat sendirian, apalagi jika cuaca mendung. Gunakan alat bantu atau minta bantuan orang lain untuk menghindari kecelakaan serupa,” pesannya.
Pondok Pesantren Al-Muhajiri juga menyambut baik keselamatan Fahru. Pengasuh pesantren berjanji akan meningkatkan edukasi keselamatan bagi para santri, termasuk pelatihan dasar penanganan situasi darurat.
CompasKotaNews.com terus memantau perkembangan berita lokal terkait keselamatan masyarakat di Pandeglang dan sekitarnya. Jika Anda memiliki kisah inspiratif atau insiden serupa, bagikan melalui kolom komentar di bawah ini!
Tags: santri terjebak pohon kelapa, evakuasi Pandeglang, damkar Banten, keselamatan memanjat pohon, berita Pandeglang terkini. (Red/CKN)
