Serang Kota, 08 Maret 2024 || Compaskotanews.com — Gelombang anak-anak yang tidak mengenyam pendidikan menghantui Kota Serang sepanjang tahun ini. Lebih dari 1.500 anak, dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, terdampar di luar sistem pendidikan.
Menurut Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang, Lenny Suryani, salah satu penyebab utama putus sekolah adalah kondisi ekonomi keluarga yang rendah. “Anak-anak terpaksa putus sekolah karena orang tua mereka kesulitan memenuhi biaya hidup,” ungkap Leni.
Namun, tidak hanya faktor ekonomi yang menjadi pemicu. Bullying dan faktor-faktor lain juga turut menyumbang pada angka putus sekolah yang mengkhawatirkan ini.
Pemerintah setempat tidak tinggal diam menghadapi tantangan ini. Mereka telah berupaya keras untuk menekan angka putus sekolah dengan berbagai langkah, termasuk menggandeng lembaga seperti Baznas dan CSR para pengusaha setempat.
Sekretaris Daerah Kota Serang, Nanang Saefudin, juga turut angkat bicara. Mereka telah menjalin kerja sama dengan NGO USAID ERAT untuk mengatasi masalah putus sekolah ini. “Data kami sudah lengkap, tinggal pelaksanaannya saja. Kami akan merumuskan panduan jalan keluar untuk mengembalikan anak-anak ini ke jalur pendidikan,” ujarnya.
Menurut data yang diungkapkan Nanang, lebih dari 1.500 anak di Kota Serang tengah menghadapi masa-masa sulit ini. Namun, pihak berwenang optimis bisa mengatasi masalah ini dengan langkah-langkah yang terencana.
Upaya jemput bola pun dilakukan sebagai bentuk kehadiran Pemerintah Daerah dalam bidang pendidikan. Meskipun sebagian masyarakat merasa malu atau minder, pemerintah tetap berupaya untuk mengajak mereka kembali ke jalur pendidikan.
Dengan kerja sama antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat itu sendiri, diharapkan angka anak putus sekolah di Kota Serang dapat terus ditekan dan akhirnya dihilangkan sama sekali. Ini adalah perjuangan bersama untuk masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
(Tf/red)