El Nino Akan Segera Berakhir, La Nina Siap Mengambil Alih: BMKG Berikan Penjelasan

oleh

Jakarta, 17 Maret 2024 || Compaskotanews.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terbaru mengenai perubahan fenomena iklim yang tengah terjadi. Setelah berlangsungnya El Nino, yang dikenal sebagai “pengering” hujan, kini saatnya persiapkan diri untuk menyambut kedatangan La Nina sebagai ‘lawannya’. Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, El Nino diprediksi akan segera menuju netral pada periode Mei hingga Juli 2024, sebelum kemudian digantikan oleh La Nina.

Dalam pemantauan terhadap anomali iklim global, khususnya di Samudera Pasifik, masih terdeteksi keberadaan El Nino moderat dengan indeks mencapai 1,59. Namun demikian, kondisi suhu muka laut di Samudera Hindia menunjukkan bahwa Indian Ocean Dipole (IOD) berada dalam keadaan netral.

Saat El Nino berakhir, La Nina diprediksi akan muncul mulai Juli 2024. Meskipun demikian, Dwikorita menyatakan bahwa La Nina berpotensi menjadi lemah setelah triwulan ketiga tahun 2024, khususnya pada bulan Juli, Agustus, dan September.

La Nina, yang dikenal memicu peningkatan curah hujan, meningkatkan risiko banjir, serta menurunkan suhu udara di siang hari dan mengakibatkan badai tropis, akan memberikan dampak yang signifikan bagi Indonesia. Prediksi serupa juga telah diungkapkan oleh pakar dan lembaga klimatologi dunia, yang memperkirakan kedatangan La Nina di pertengahan tahun 2024.

Menurut Institute for Climate and Society (IRI), peluang kemunculan La Nina di musim dingin boreal (Desember-Maret) dan musim semi 2024 (Maret-Juni) sangat kecil. Namun, peluangnya meningkat pada musim panas boreal 2024 (Juni-September), di mana La Nina diprediksi akan mencapai kategori yang paling mungkin terjadi pada bulan Juli hingga September 2024.

Perlu diketahui bahwa baik El Nino maupun La Nina merupakan bagian dari El Nino-Southern Oscillation (ENSO), yang merupakan anomali Sea Surface Temperature (SST) di Samudera Pasifik di sepanjang pantai barat Ekuador dan Peru. Dengan demikian, perubahan ini tidak hanya berdampak pada iklim regional, tetapi juga memiliki implikasi global yang signifikan.

BACA JUGA :  Wali Kota Serang Syafrudin Hadiri Undangan Masyarakat Puri Anggrek dalam Rangka Gunting Pita Peresmian Jalan Utama Betonisasi

***Ckn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *