Insiden Tragis di Pantai Drini: Tiga Pelajar Tewas dan Satu Hilang Terseret Arus

oleh
Insiden Tragis di Pantai Drini: Tiga Pelajar Tewas dan Satu Hilang Terseret Arus
Insiden Tragis di Pantai Drini: Tiga Pelajar Tewas dan Satu Hilang Terseret Arus

Insiden Tragis di Pantai Drini: Tiga Pelajar Tewas dan Satu Hilang Terseret Arus

CompasKotaNews.com – Pantai Drini di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, kembali menjadi sorotan setelah insiden tragis yang menewaskan tiga pelajar asal Mojokerto dan menyebabkan satu orang lainnya hilang. Kejadian ini menambah daftar panjang kecelakaan laut di kawasan pantai selatan yang terkenal dengan ombaknya yang ganas dan arus bawah laut yang mematikan.

Kronologi Kejadian

Insiden terjadi pada hari Selasa, 28 Januari 2025, sekitar pukul 10.30 WIB. Kelompok pelajar yang sedang menikmati liburan di Pantai Drini diduga bermain terlalu dekat dengan garis pantai, di mana arus laut sangat kuat. Meskipun petugas penjaga pantai telah memberikan peringatan untuk tidak mendekati zona berbahaya, mereka tetap melanjutkan aktivitas. Ketika ombak besar datang, empat pelajar terseret ke tengah laut tanpa sempat menyelamatkan diri.

Floating Ad with AdSense
X

Menurut saksi mata di lokasi kejadian, para korban awalnya hanya bermain air di tepian. Namun, tanpa disadari, mereka memasuki area jalur kapal yang memiliki rip current atau arus balik kuat. Dalam hitungan detik, mereka terseret ke laut lebih dalam. Upaya penyelamatan segera dilakukan oleh tim Satlinmas Wilayah Operasi II Pantai Drini, tetapi kondisi ombak yang tinggi menyulitkan proses evakuasi.

Upaya Penyelamatan

Tim penyelamat bergerak cepat setelah menerima laporan adanya pengunjung yang terseret arus. Kapal penyelamat dikerahkan, sementara beberapa petugas menggunakan pelampung untuk menjangkau lokasi korban. Dalam waktu sekitar 30 menit, tiga korban berhasil ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri. Sayangnya, nyawa mereka tidak dapat diselamatkan meskipun telah diberikan pertolongan pertama di lokasi. Sementara itu, satu korban lainnya masih dinyatakan hilang dan hingga saat ini pencarian terus dilakukan.

Koordinator SAR Pantai Drini, Bambang Sudaryanto, menyatakan bahwa medan pencarian cukup sulit karena karakteristik ombak di kawasan tersebut yang tidak menentu. “Arus di Pantai Drini sangat berbahaya, terutama di zona rip current. Kami selalu mengingatkan pengunjung untuk berhati-hati, tetapi masih banyak yang mengabaikan peringatan ini,” ungkap Bambang.

Peringatan Tentang Rip Current

Pantai selatan Jawa, termasuk kawasan Gunungkidul, dikenal memiliki arus bawah laut yang kuat. Fenomena ini disebut rip current, yaitu arus yang mengalir dari pantai ke tengah laut dengan kecepatan tinggi. Arus ini sulit dikenali oleh pengunjung awam, namun sangat berbahaya karena dapat menarik orang yang berada di sekitarnya ke tengah laut.

BACA JUGA :  Dugaan Adanya Kampanye Terselubung Di Desa Kubang,Ketua Panwaslu Kecamatan Suka Mulya Angkat Bicara Karna Tidak Benar Adanya

Menurut pakar kelautan, rip current sering terjadi di pantai berombak besar dengan dasar laut yang curam. Arus ini bisa mencapai kecepatan hingga 2,5 meter per detik, cukup untuk menyeret orang dewasa sekalipun. Karena itulah, pantai seperti Drini, Parangtritis, dan Pantai Baron sering kali memasang peringatan di area-area tertentu agar pengunjung tidak mendekat.

“Meski papan peringatan dan bendera merah sudah dipasang, tidak semua wisatawan memahami atau mematuhi aturan tersebut. Ini menjadi tantangan besar bagi petugas penjaga pantai,” kata Bambang.

Dampak Psikologis pada Keluarga dan Pengunjung

Insiden ini tidak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga memengaruhi pengunjung lain yang menyaksikan tragedi tersebut. Beberapa pengunjung mengaku trauma setelah melihat langsung proses evakuasi dan mengetahui ada korban meninggal dunia.

“Rasanya sangat mengerikan. Kami datang untuk liburan, tetapi justru melihat hal yang tidak kami harapkan,” ujar Lina, salah satu wisatawan yang berada di lokasi kejadian. Ia mengaku akan lebih berhati-hati jika berkunjung ke pantai di masa depan.

Sementara itu, keluarga korban yang datang dari Mojokerto langsung menuju ke Gunungkidul setelah menerima kabar duka. Suasana haru dan kesedihan menyelimuti rumah duka, di mana para tetangga dan kerabat datang untuk memberikan dukungan moral. Salah satu anggota keluarga korban menyampaikan harapannya agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan.

Langkah Preventif untuk Menghindari Kecelakaan di Pantai

Tragedi seperti ini seharusnya menjadi pengingat bagi semua pihak tentang pentingnya kewaspadaan saat berwisata di pantai, terutama di kawasan yang dikenal memiliki karakteristik laut yang berbahaya. Berikut beberapa langkah preventif yang bisa dilakukan:

  1. Mematuhi Peringatan dan Arahan Petugas Wisatawan harus memperhatikan papan peringatan, bendera merah, dan arahan dari petugas penjaga pantai. Jika terdapat zona larangan berenang, jangan coba-coba untuk melanggarnya.
  2. Mengenali Tanda-Tanda Rip Current Penting untuk memahami bagaimana mengenali rip current. Biasanya, arus ini terlihat seperti jalur air yang bergerak lebih tenang di antara ombak yang pecah. Air di area ini cenderung lebih keruh karena membawa pasir dan material dari dasar laut.
  3. Menggunakan Perlengkapan Keselamatan Jika berencana untuk berenang atau bermain air, gunakan pelampung atau alat keselamatan lainnya. Ini dapat membantu memperbesar peluang bertahan hidup jika terseret arus.
  4. Mengikuti Edukasi Keselamatan Pantai Beberapa pantai sudah mulai menyediakan program edukasi bagi pengunjung tentang cara mengenali bahaya laut. Mengikuti program ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang keselamatan di pantai.
  5. Menghindari Aktivitas di Zona Berbahaya Jika pantai memiliki jalur khusus untuk perahu atau kapal, hindari bermain di area tersebut. Zona ini biasanya memiliki arus yang lebih kuat dan berpotensi membahayakan.
BACA JUGA :  Kades Desa Babakan Kec.Bandung Kab.Serang Johadi, Bangun Jalan Tembus Poros Desa ke Area Kawasan Modern

Harapan untuk Masa Depan

Insiden di Pantai Drini ini seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, baik pengelola pantai, pemerintah daerah, maupun wisatawan. Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan dan fasilitas keselamatan di pantai-pantai rawan kecelakaan. Di sisi lain, pengunjung juga harus lebih peduli terhadap keselamatan diri mereka sendiri dan mematuhi aturan yang ada.

Edukasi tentang bahaya rip current dan cara menghadapinya juga perlu diperluas, terutama di kawasan wisata pantai. Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi korban jiwa akibat kecelakaan serupa di masa depan.

Pantai Drini yang selama ini dikenal sebagai destinasi wisata yang indah kini meninggalkan cerita pilu bagi keluarga korban. Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan keselamatan saat berada di alam, terutama di tempat-tempat yang memiliki potensi bahaya tinggi. Semoga insiden ini menjadi yang terakhir, dan setiap kunjungan ke pantai dapat kembali menjadi momen yang menyenangkan dan aman bagi semua orang.