Mencekam! Militer Myanmar Serang Konvoi Bantuan Gempa, Nasib Relawan di Ujung Tanduk

oleh
Militer Myanmar Serang Konvoi Bantuan Gempa, Nasib Relawan di Ujung Tanduk
Mencekam! Militer Myanmar Serang Konvoi Bantuan Gempa, Nasib Relawan di Ujung Tanduk

CompasKotaNews.com – Militer Myanmar dilaporkan menembaki konvoi Palang Merah China yang mengangkut bantuan kemanusiaan untuk korban gempa bumi pada Selasa (1/4) malam. Insiden tersebut terjadi di Kotapraja Naung Cho, Negara Bagian Shan, saat konvoi sembilan kendaraan melintas menuju Kota Mandalay.

Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang (TNLA), kelompok bersenjata etnis yang menguasai wilayah tersebut, menyatakan bahwa konvoi telah memberitahu junta militer mengenai rute dan tujuan mereka sebelumnya.

Floating Ad with AdSense
X

Juru bicara junta, Mayor Jenderal Zaw Min Tun, mengonfirmasi serangan tersebut dan menyebutkan bahwa insiden terjadi sekitar pukul 21:30 waktu setempat. Namun, ia mengklaim tidak ada korban luka dalam kejadian itu.

Hingga Rabu (2/4), Panglima Militer Myanmar, Min Aung Hlaing, melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat gempa bumi telah mencapai 2.719 orang, dengan 4.521 orang luka-luka dan 441 lainnya masih hilang. Ia juga memperkirakan bahwa angka kematian bisa melebihi 3.000 orang.

Aliansi Tiga Persaudaraan, yang terdiri dari Tentara Arakan, Tentara Aliansi Demokrasi Nasional Myanmar, dan TNLA, sebelumnya telah mengumumkan gencatan senjata sepihak selama sebulan untuk memfasilitasi operasi penyelamatan dan pengiriman bantuan ke daerah terdampak gempa. Namun, Min Aung Hlaing menolak gencatan senjata tersebut, menuduh kelompok-kelompok tersebut mungkin memanfaatkan situasi untuk keuntungan mereka. Ia menyatakan bahwa militer akan melanjutkan operasi pertahanan yang diperlukan.

Laporan media lokal mengindikasikan bahwa militer Myanmar terus melancarkan serangan di berbagai wilayah, termasuk menembaki desa-desa yang dilanda gempa. BBC Burma melaporkan bahwa tujuh orang tewas dalam serangan udara di Naungcho, Negara Bagian Shan, yang terjadi sekitar pukul 15:30 waktu setempat, kurang dari tiga jam setelah gempa terjadi.

BACA JUGA :  Tahun 2023 Ada 2 Titik Pembangunan Jalan Utama Dan Pemeliharaan Jalan Link Rt 019 Puri Anggrek.

Organisasi bantuan internasional mengungkapkan bahwa pasokan makanan, air, obat-obatan, dan tempat tinggal sangat terbatas di Myanmar. Mereka mendesak komunitas internasional untuk meningkatkan upaya bantuan sebelum musim hujan tiba bulan depan. PBB menuduh junta militer menggunakan bantuan kemanusiaan sebagai alat perang dengan memblokir distribusi bantuan di pos-pos pemeriksaan di wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak, yang mencakup hingga tiga perempat wilayah Myanmar.

Upaya pencarian dan penyelamatan korban gempa terus berlanjut dengan bantuan tim SAR dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Sebanyak 73 personel Indonesia Search and Rescue (INASAR) diberangkatkan menuju lokasi terdampak gempa di Myanmar pada Selasa (1/4). Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menyatakan bahwa situasi di Myanmar mungkin lebih sulit dibandingkan dengan penugasan sebelumnya di Turki dan Suriah pada 2023, mengingat komunikasi yang belum berjalan baik dan beberapa daerah masih mengalami pemadaman listrik.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengajukan permohonan mendesak kepada komunitas internasional untuk menyediakan bantuan sebesar US$8 juta guna menanggulangi dampak gempa bumi di Myanmar. Sejumlah negara, termasuk China, India, Malaysia, dan Rusia, telah mengirimkan tim penyelamat dan bantuan kemanusiaan untuk mendukung operasi penyelamatan dan pemulihan di Myanmar.