Wajib Tahu! 33 Istilah Makanan yang Mengandung Babi agar Tidak Salah Pilih
CompasKotaNews.com – Bagi umat Muslim di Indonesia, memastikan makanan yang dikonsumsi halal adalah hal penting. Namun, tidak semua makanan yang mengandung babi menggunakan istilah yang mudah dikenali seperti “pork” atau “bacon”. Banyak produsen menggunakan istilah-istilah asing atau kurang familiar yang dapat membingungkan konsumen. Artikel ini akan mengulas 33 istilah yang sering digunakan untuk menandakan kandungan babi dalam makanan, lengkap dengan penjelasan singkat, agar Anda lebih waspada dan tidak salah pilih.
Mengapa Penting Mengenali Istilah Makanan yang Mengandung Babi?
Di Indonesia, mayoritas penduduknya adalah Muslim, sehingga makanan halal menjadi prioritas. Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, Prof. Asrorun Niam Sholeh, makanan yang mengandung babi, sekecil apa pun kandungannya, tetap dianggap haram bagi umat Islam. Oleh karena itu, penting untuk memahami istilah-istilah yang digunakan dalam komposisi makanan, terutama karena banyak istilah tersebut tidak dikenal luas oleh masyarakat. Dengan mengetahui istilah-istilah ini, Anda dapat lebih teliti saat membaca label kemasan atau memesan makanan di restoran.
Daftar 33 Istilah Makanan yang Mengandung Babi
Berikut adalah daftar istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan kandungan babi dalam makanan, baik dalam bentuk daging, lemak, minyak, maupun gelatin:
- Pig
Merujuk pada babi muda dengan berat kurang dari 50 kg. Istilah ini sering digunakan untuk menyebut babi secara umum. - Pork
Istilah umum untuk daging babi yang digunakan dalam masakan, seperti pork chop atau pork belly. - Swine
Mengacu pada keseluruhan spesies babi, termasuk dagingnya dalam berbagai olahan. - Hog
Istilah untuk babi dewasa dengan berat lebih dari 50 kg. - Boar
Merujuk pada babi liar, celeng, atau babi hutan. - Lard
Lemak babi yang digunakan sebagai minyak masak atau bahan pembuat sabun. - Porcine
Istilah yang menunjukkan bahan yang berasal dari babi, sering digunakan dalam dunia medis atau farmasi, seperti gelatin porcine. - Ham
Daging babi dari bagian paha yang diolah, biasanya diasap atau diawetkan. - Bacon
Daging babi yang diolah setengah matang, sering disajikan sebagai makanan sarapan di banyak negara. - Sow
Istilah untuk babi betina, kadang digunakan untuk menyebut susu babi (sow milk) yang tinggi lemak. - Zhu Rou
Bahasa Mandarin untuk daging babi, sering ditemukan di restoran Tionghoa. - Butaniku
Istilah Jepang untuk daging babi, sering digunakan dalam hidangan seperti sate atau tonkatsu. - Dwaeji
Istilah Korea untuk daging babi, umum ditemukan dalam menu seperti bulgogi atau galbi. - Bak
Istilah yang sering digunakan dalam masakan Tionghoa, seperti bak kut teh atau bak kwa. - Char Siu
Daging babi panggang dengan warna merah, sering digunakan dalam masakan barbeque Tionghoa. - Sausage
Beberapa sosis, terutama di luar negeri, mungkin mengandung daging babi kecuali disebutkan sebaliknya. - Gelatin (Porcine)
Gelatin yang berasal dari babi, sering digunakan dalam kapsul obat atau makanan seperti permen gummy. - Pepperoni
Sosis pedas yang sering digunakan sebagai topping pizza, biasanya mengandung daging babi. - Prosciutto
Daging babi kering asal Italia yang diiris tipis. - Pancetta
Daging babi asal Italia yang diasinkan, mirip dengan bacon. - Chorizo
Sosis khas Spanyol yang kadang mengandung daging babi. - Salami
Sosis fermentasi yang sering mengandung babi, terutama pada varian tertentu. - Tallow
Lemak babi yang diolah untuk keperluan memasak atau kosmetik. - Suet
Lemak keras dari babi yang digunakan dalam pembuatan makanan tradisional. - Crackling
Kulit babi yang digoreng hingga renyah. - Rillettes
Daging babi yang diolah dengan lemak dan dibumbui, mirip pate. - Hock
Bagian kaki babi yang sering digunakan dalam sup atau masakan rebus. - Brawn
Makanan yang terbuat dari kepala babi yang direbus. - Andouille
Sosis asap khas Prancis yang kadang mengandung babi. - Guanciale
Daging babi dari pipi yang digunakan dalam masakan Italia, seperti carbonara. - Schmaltz
Lemak babi yang dilelehkan, kadang digunakan dalam masakan Eropa Timur. - Bristle
Bulu babi yang kadang digunakan dalam industri makanan atau kuas. - Offal
Jeroan babi, seperti hati atau usus, yang digunakan dalam berbagai masakan.
Tips Menghindari Makanan yang Mengandung Babi
- Baca Label dengan Teliti
Perhatikan komposisi pada kemasan makanan. Jika ada istilah seperti “porcine” atau “lard”, pastikan untuk menghindarinya. - Cek Sertifikasi Halal
Pastikan produk memiliki sertifikat halal dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika MUI (LPPOM MUI) atau Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). - Tanyakan ke Penjual
Jika makan di restoran, jangan ragu untuk bertanya tentang bahan makanan, terutama jika istilah dalam menu tidak familiar. - Waspada Saat Bepergian
Di negara-negara non-Muslim, banyak makanan mengandung babi. Pelajari istilah lokal seperti “butaniku” (Jepang) atau “dwaeji” (Korea) untuk menghindari kesalahan. - Gunakan Aplikasi Cek Halal
Manfaatkan aplikasi atau situs resmi MUI untuk memeriksa kehalalan produk secara online.
Mengapa Istilah Ini Penting Diketahui?
Banyak konsumen, terutama umat Muslim, tidak menyadari bahwa makanan tertentu mengandung babi karena istilah yang digunakan tidak jelas. Misalnya, label seperti “This product contains porcine substances” berarti produk tersebut mengandung bahan dari babi. Dengan memahami istilah-istilah di atas, Anda dapat membuat keputusan yang lebih bijak saat memilih makanan.
Kesimpulan
Mengetahui istilah-istilah yang menandakan kandungan babi dalam makanan adalah langkah penting untuk memastikan kehalalan konsumsi, terutama bagi umat Muslim. Dari “pork” hingga “zhu rou”, istilah-istilah ini sering muncul dalam berbagai produk dan menu, baik di dalam maupun luar negeri. Dengan membaca label, memeriksa sertifikasi halal, dan bertanya kepada penjual, Anda dapat menghindari makanan yang tidak sesuai dengan keyakinan Anda. Tetap waspada dan jadilah konsumen yang cerdas!