
Haul ke-459 Sultan Maulana Yusuf: Mengenang Kepemimpinan dan Warisan Teladan
CompasKotaNews.com – Pada 21 Mei 2025, ribuan masyarakat dari berbagai penjuru memadati kawasan makam Sultan Maulana Yusuf di Kelurahan Margaluyu, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, untuk memperingati haul ke-459 sang sultan. Acara tahunan ini tidak hanya menjadi momen refleksi spiritual, tetapi juga wujud penghormatan terhadap warisan kepemimpinan dan keteladanan Sultan Maulana Yusuf, sosok penting dalam sejarah Kesultanan Banten.
Sultan Maulana Yusuf, yang memerintah pada 1570-1580, dikenal sebagai pemimpin visioner yang meletakkan fondasi kuat bagi kemajuan Banten. Ia berhasil menaklukkan Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran pada 1579, memperluas wilayah kekuasaan hingga pedalaman Sunda, serta menetapkan batas wilayah dengan Cirebon di Sungai Citarum. Selain itu, Sultan Maulana Yusuf mengembangkan infrastruktur seperti benteng, kanal, pemukiman, dan bendungan, yang menjadikan Banten sebagai pusat perdagangan pelabuhan yang ramai pada masanya.
Peringatan haul tahun ini mengusung tema “Membangun Kota dari Batu Bata dan Batu Karang,” yang merujuk pada sumbangan besar Sultan Maulana Yusuf dalam pembangunan Keraton Surosowan sebagai pusat pemerintahan. Tema ini menggambarkan semangatnya dalam menciptakan fondasi kokoh untuk kemajuan masyarakat, baik secara fisik maupun sosial. Prosesi sakral seperti pergantian kiswah makam, istigasah, khatmil Quran, dan pembacaan kalam Ilahi menjadi bagian dari rangkaian acara yang penuh makna. Arak-arakan dari Keroya Baru menuju lokasi haul turut memeriahkan tradisi ini, menarik perhatian para dzurriyat dan masyarakat luas.
Menurut Tubagus Safaruddin, Ketua Umum Dzurriyat Panembahan Maulana Yusuf, haul ini bukan sekadar tradisi seremonial, melainkan upaya untuk mengenalkan sejarah leluhur kepada generasi muda. “Kami ingin anak-anak muda memahami perjuangan dan keteladanan Sultan Maulana Yusuf. Acara ini adalah cara kami menjaga warisan sejarah dan nilai-nilai kepemimpinan yang relevan hingga kini,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa haul ini menjadi momentum untuk mempromosikan budaya lokal, seperti debus dan rampak bedug, serta mendukung pelaku UMKM melalui pameran produk lokal.
Keberadaan Banten sebagai pusat perdagangan internasional pada era Sultan Maulana Yusuf menjadi salah satu bukti kehebatan kepemimpinannya. Pelabuhan Karangantu saat itu menjadi tempat bertemunya pedagang dari Tiongkok, Arab, Persia, Gujarat, hingga Portugis, yang membawa berbagai komoditas seperti lada, rempah-rempah, porselen, sutra, dan permata. Sistem pemukiman khusus, seperti Kampung Pekojan untuk pedagang asing, menunjukkan kecerdasan sang sultan dalam mengelola keberagaman dan perekonomian.
Acara haul kali ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk perwakilan pemerintah daerah dan Gubernur Banten, yang turut memberikan sambutan. Kehadiran mereka menegaskan pentingnya pelestarian sejarah sebagai inspirasi bagi pembangunan masa kini. Dengan semangat kepemimpinan dan keteladanan Sultan Maulana Yusuf, haul ke-459 ini tidak hanya menjadi ajang peringatan, tetapi juga panggilan untuk terus membangun masyarakat yang kuat, berbudaya, dan berdaya saing. (Desi/Red)