Ratusan Anak di Kabupaten Serang Terdeteksi Positif TBC Sepanjang 2025
CompasKotaNews.com – Kabupaten Serang, Provinsi Banten, tengah menghadapi tantangan serius terkait penyebaran tuberkulosis (TBC). Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat sebanyak 452 anak terdiagnosis menderita TBC sejak Januari hingga 10 September 2025. Angka ini termasuk dalam total kasus TBC yang mencapai 4.014 orang di wilayah tersebut selama periode yang sama.
Menurut catatan resmi, peningkatan kasus TBC pada kelompok anak-anak ini disebabkan oleh faktor utama, yaitu penularan dari pasien dewasa yang masih banyak ditemukan. Istianah Hariyanti, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Serang, menjelaskan bahwa selama pasien dewasa belum tertangani dengan baik, anak-anak akan terus rentan terpapar. “Penularan utama berasal dari orang dewasa yang menderita TBC. Jika jumlah penderita dewasa masih tinggi, maka risiko bagi anak-anak pun meningkat secara signifikan,” ujarnya.
Selain itu, Dinkes juga mendeteksi 32 kasus TBC resisten obat (TBC-RO), yang memerlukan penanganan lebih rumit dan memakan waktu lebih lama. Untuk pengobatan pada anak, jenis obat dan dosisnya disesuaikan secara khusus, berbeda dengan yang diberikan pada orang dewasa. Proses penyembuhan rata-rata memerlukan waktu enam bulan, dengan penekanan pada kepatuhan pengobatan penuh.
Wakil Bupati Serang, Muhammad Najib Hamas, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi masalah ini. “Penyelesaian penyakit menular seperti TBC tidak bisa hanya bergantung pada Dinkes saja. Diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), Dinas Sosial, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), serta swasta,” katanya. Strategi utama yang diusulkan adalah mendeteksi seluruh penderita TBC, khususnya dewasa, dan memastikan mereka menjalani terapi hingga tuntas guna memutus rantai penularan ke lingkungan sekitar, termasuk anak-anak.
Situasi ini menjadi peringatan bagi pemerintah daerah untuk memperkuat program pencegahan TBC, terutama di kalangan rentan seperti anak usia dini. Dengan pendekatan terintegrasi, diharapkan angka kasus dapat ditekan secara signifikan di masa mendatang. (Red/CKN)