Stop!, Penebangan Liar Pohon di Gunung Karang dan Gunung Pulosari! Terancam Hilang, Berpotensi Bencana Bagi Wilayah Banten

oleh

Stop! Penebangan Liar Pohon di Gunung Karang dan Gunung Pulosari: Terancam Hilang, Berpotensi Bawa Bencana Bagi Wilayah Banten

Pandeglang.CompasKotaNews.Com
Di ketinggian Gunung Karang 1.778 meter dan Gunung Pulosari 1.347 meter, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, sebuah kenyataan mengkhawatirkan terus berlangsung setiap hari. Puluhan kubik lahan hutan setiap hari terpotong akibat penebangan liar pohon yang terus-menerus. Yang tersisa hanya sebagian pohon paku bumi yang tersebar di sepanjang jalan yang belum ditebang, sementara bagian tengah gunung sudah menjadi dataran gundul yang hampir tandus. Tidak ada lagi pohon besar yang dulu menjadi tulang punggung ekosistem, penyanggah air hujan, dan pelindung tanah dari erosi.

Floating Ad with AdSense
X

Kondisi ini bukan hanya merusak keindahan alam yang selama ini menjadi sumber mata air bagi ribuan jiwa. Lebih dari itu, ia menimbulkan ancaman bencana yang sangat besar. Jika kondisi ini terus berlanjut tanpa tindakan tegas, tidak mustahil hanya dalam 5 hingga 10 tahun ke depan, bahkan bisa saja hujan ringan yang biasanya tidak mengganggu akan menyebabkan longsor dan banjir bandang yang dahsyat. Bencana semacam itu akan menyapu semua rumah, ladang, dan manusia yang tinggal di dataran bawah Gunung Karang, menghancurkan apa saja yang ada di jalurnya.

Yang lebih menyakitkan, sampai saat ini belum ada tindakan nyata dari para Pemimpin Daerah, pejabat terkait atau wakil rakyat di Provinsi Banten untuk melarang aktivitas penebangan pohon yang tidak bertanggung jawab di Gunung Karang dan juga Gunung Pulosari yang terletak di wilayah yang sama. Kedua gunung ini bukan hanya sekadar bukit yang megah, melainkan sumber mata air yang sangat penting yang mengalir ke wilayah luas: Kabupaten Pandeglang, Lebak, Serang, Cilegon dan juga Kota Serang. Tanpa hutan yang sehat di atasnya, kapasitas penyerapan air hujan akan menurun drastis, sehingga air akan langsung mengalir ke bawah dengan kecepatan tinggi, menyebabkan banjir dan mencuci tanah yang tidak terikat lagi oleh akar pohon.

BACA JUGA :  70 Pasangan Suami Istri Ikuti Sidang Isbat Nikah Terpadu di Kecamatan Cikeusal

Akibat penebangan liar ini, tidak hanya ancaman bencana yang mengintai. Kelangkaan air juga akan menjadi masalah serius di masa depan. Ketika hutan hilang, mata air yang dulu terus-menerus mengalir akan kering atau hanya mengalir pada musim hujan tertentu. Ini akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari warga, mulai dari kebutuhan air minum, pertanian, hingga aktivitas ekonomi lainnya. Petani yang bergantung pada irigasi akan kesulitan memelihara tanaman, sehingga hasil panen akan menurun dan kemiskinan bisa meningkat.

Mari kita sadari bahwa tugas menyelamatkan Gunung Karang dan Gunung Pulosari bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Para pemerhati lingkungan dan aktivis lingkungan memiliki peran penting untuk terus menyuarakan masalah ini, mengedukasi masyarakat, dan mendesak pejabat untuk mengambil tindakan tegas. Kita bisa mulai dari hal-hal kecil, seperti menyebarkan informasi tentang dampak penebangan hutan, mendukung gerakan penanaman pohon, dan mengajak teman dan keluarga untuk peduli terhadap lingkungan.

Tanpa tindakan segera, kita akan menyaksikan kehancuran yang tidak perlu—bukan hanya kehancuran alam, tapi juga kehancuran masa depan generasi mendatang yang tinggal di wilayah Banten. Mari kita bersama-sama berjuang untuk melindungi Gunung Karang dan Gunung Pulosari dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, sehingga kedua gunung ini tetap menjadi sumber kehidupan dan perlindungan bagi semua warga.

Tf/red