Pandeglang, Compas kota news.com – Tidak bisa beroperasinya penjualan bahan bakar solar (bio solar) di SPBU 3442203 Labuan, jadi kendala bagi para konsumen yang membutuhkan, khususnya para petani dan sopir angkutan umum yang menjadi modal utama untuk aktivitas mata pencaharian.
Seperti yang dikeluhkan Kirno, seorang petani asal Panimbang yang hendak membeli solar untuk bahan bakar traktor yang digunakannya dalam pengolahan sawah.
“Saya kira hanya satu atau dua hari saja di SPBU Labuan itu solarnya kosong, ternyata para petani yang lain pun sama suka bilang kalau solar di sana kosong terus, padahal kami sangat butuh, karena jika di Pom Panimbang kosong kita suka cari ke Pom Labuan atau sengaja sambil lewat belanja kebutuhan ke Pasar Labuan,” aku Kirno kepada awak media online, Sabtu (21/1/23) siang.
Hal senada diceritakan Ruhiyat, warga Caringin Labuan yang mempunyai mesin pengolahan padi pada Minggu (22/1/23) siang.
“Kebutuhan solar sebagai bahan bakar alat pertanian bukan hanya untuk traktor saja, melainkan mesin penggilingan padi juga menggunakan bahan bakar solar. Jadi kalau sulit mendapatkan solar, bagaimana para petani yang mau beraktivitas dengan alat pertaniannya itu. Jelas itu suatu kendala yang bisa mengakibatkan kerugian dalam waktu terutama, apa lagi tempat penggilingan padi yang suka ditunggu oleh konsumen yang mau menggiling padinya,” beber Ruhiyat.
Pantauan media Online Compaskotanews.com di lapangan, ternyata bukan hanya para petani yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan solar di SPBU 3442203 Labuan. Para pengendara mobil pun baik pribadi ataupun kendaraan umum pun mengeluhkan hal yang sama.
Sementara itu, salah seorang staf SPBU Labuan, Ahmad Jumaludin, saat dikonfirmasi Ckn mengaku bahwa kelangkaan itu terjadi karena ada gangguan teknis mulai 17 Januari 2023 lalu.
“Untuk bahan bakar solar pihak kami belum bisa menjual dikarenakan terkendala pada perangkat router/server bermasalah, sehingga tidak terkoneksinya server digitalisasi dengan pompa polu 2, yaitu solar (bio solar),” jelas Ahmad Jumaludin yang ditemui di ruangannya, Minggu (22/01/23) malam.
Selain itu ia menjelaskan, akibat dari perangkat router/server yang bermasalah tersebut menyebabkan solar tidak bisa dikeluarkan.
“Jadi hal tersebut bisa mengakibatkan solar tidak bisa dikeluarkan dan hal ini sudah dikoordinasikan dengan pihak terkait dalam hal ini Pertamina dan Telkom digitalisasi, bisa dibuktikan dengan berita acara Digitalife kerusakan dari Telkom Pertamina,” ungkap Jumaludin.
Namun demikian Jumaludin menuturkan bahwa hal tersebut sedang dalam perbaikan.
“Terkait masalah itu sudah ditangani oleh pihak Pertamina digitalisasi (Telkom), dan pihak SPBU sudah membuat permohonan kepada pihak terkait agar segera bisa dioperasikan. Kami pihak SPBU hanya menunggu informasi dari pihak Pertamina digitalisasi terkait perbaikan tersebut,” pungkasnya. (tf/red)