JAKARTA, CompasKotaNews.com – Panji Gumilang telah membuka satu per satu kebobrokan yang terjadi di Ponpes Al-Zaytun. Seorang eks pegawai, yang memilih untuk tidak menyebutkan namanya, mengungkapkan alasan mengapa ia memutuskan untuk mundur dari Al-Zaytun. Rumah tangganya hancur berantakan dan akhirnya berujung pada perceraian karena berbagai peraturan tak lazim yang diterapkan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun tersebut.
“Banyak rumah tangga yang hancur dan berantakan, termasuk rumah tangga saya yang akhirnya berakhir dengan perceraian,” ungkapnya seperti yang dilansir di kanal YouTube @metrotv pada Selasa (11/7/2023). Eks pegawai tersebut mengungkapkan bahwa Panji Gumilang membuat banyak peraturan yang tak biasa dan harus diikuti, dengan konsekuensi yang sangat mengerikan jika melanggarnya.
Meskipun demikian, wanita tersebut merasa canggung untuk memberikan rincian terperinci mengenai peraturan-peraturan tersebut dengan berbagai alasan. Namun, intinya adalah bahwa peraturan-peraturan tersebut membuat dirinya dan sejumlah pegawai lainnya tidak betah tinggal di Al-Zaytun.
“Saya dan beberapa teman saya memutuskan untuk keluar dengan beberapa alasan yang tidak dapat saya ceritakan di sini,” tambahnya.
Tidak hanya pegawai, wanita tersebut juga mengungkapkan bahwa peraturan tak lazim yang dibuat oleh Panji Gumilang telah menyebabkan banyak santri memilih untuk meninggalkan Ponpes terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Dugaan Larangan Makan Nasi dan Pelecehan Seksual
“Bahkan sebelum saya, banyak yang sudah mengundurkan diri. Menurut saya, hal tersebut sudah tidak sehat dan tidak demokratis,” lanjutnya.
Selain itu, dalam wawancara terpisah, Leny Siregar, seorang eks anggota Negara Islam Indonesia (NII), juga memberikan pengakuan mengenai perilaku Panji Gumilang. Leny tidak ragu untuk segera mengeluarkan anaknya yang saat itu sedang mondok di Al-Zaytun setelah menemukan bukti kasus dugaan pelecehan yang dilakukan oleh Panji Gumilang terhadap pegawai.
“Saya melakukan cross-check dengan suami almarhum yang merupakan korban pada saat itu. Saya juga sempat dekat dan berteman dengan korban,” ujar Leny.
Leny berhasil mengumpulkan beberapa bukti terkait dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Panji Gumilang, seperti rekaman suara percakapan antara korban dan pelaku. Leny mengaku mengenal suara yang ada dalam rekaman tersebut dengan baik.
“Saya menemukan bukti-bukti berupa voice note dan saya mengenali suara tersebut. Saya yakin bahwa suara tersebut adalah suara pimpinan pesantren dan korban,” ungkapnya.
“Dari situ, saya menyadari bahwa saya tidak bisa menanggung malu tersebut sebelum menjadi viral di media massa. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk mengambil anak-anak saya dari situ,” tambahnya.
Selain dugaan kasus pelecehan seksual, sikap arogan dari pimpinan Al-Zaytun, Panji Gumilang, juga menjadi alasan lain mengapa Leny memutuskan untuk menarik anak-anaknya dari Ponpes tersebut.
“Saya tidak menyukai sikap otoriter dari Panji Gumilang karena hal tersebut melibatkan hak orang tua, seperti masalah kesehatan,” ungkap Leny.
Salah satu pemaksaan lain yang dilakukan oleh Pimpimpinan Ponpes adalah mengharuskan santri dan pegawai di Al-Zaytun mengonsumsi gandum sebagai pengganti nasi. Dampak dari kebijakan ini adalah putri Leny mengalami gangguan menstruasi selama lima bulan berturut-turut dan kekurangan gizi.
“Pemaksaan untuk mengonsumsi roti gandum sebagai pengganti nasi secara penuh, dan jika ada yang ketahuan makan nasi, mereka akan ditegur,” tambah Leny.
(Red/CKN)
3 thoughts on “Borok Panji Gumilang Kembali Dibuka: Benarkah Ada Rahasia yang Akan Terungkap?”