
Jakarta, 11 Januari 2024 || Compaskotanews.com — Mantan Wakil Presiden Yusuf Kala kritik pembelian pesawat bekas khususnya pesawat oleh Menhan dan menyoroti dua aspek utama, yaitu usia dan jam terbang pesawat.
Menurut JK, usia pesawat sangat mempengaruhi teknologi yang diadopsi dalam alutsista, karena teknologi pesawat yang berusia 25 tahun akan mencerminkan teknologi dari 25 tahun sebelumnya.
JK enggan memperdebatkan kualitas pesawat bekas, namun ia menegaskan pentingnya mempertimbangkan usia dan jam terbang pesawat dalam keputusan pembelian alutsista.
Selain itu, JK juga menyoroti harga pesawat bekas, menyebut bahwa satu unit pesawat bekas berusia 25 tahun biasanya dibanderol dengan harga Rp 1 triliun.
JK mengakui bahwa pemerintah telah beberapa kali membeli pesawat bekas, mengingat semakin tua usia pesawat akan membuat harganya semakin murah.
Pertanyaan mengenai apakah harga Rp 1 triliun pantas atau tidak menjadi fokus perhatian banyak pihak, mengingat aspek keuangan yang terlibat dalam keputusan pembelian alutsista bekas.
Debat ketiga Pilpres 2024 juga menjadi panggung perdebatan terkait pembelian alutsista bekas, dengan Anies Baswedan menyatakan bahwa utang untuk membeli alutsista bekas bukanlah keputusan yang tepat jika anggaran tersebut berasal dari utang.
JK menanggapi kritik tersebut dengan mengingatkan bahwa pemerintah telah seringkali membeli barang bekas, yang harganya sangat terjangkau, terlebih lagi jika barang tersebut sudah tua.
Pandangan JK ini muncul dalam konteks debat ketiga Pilpres 2024, di mana isu pertahanan menjadi salah satu fokus perdebatan, dan kritik terhadap pembelian alutsista bekas menjadi perbincangan hangat.
Sejumlah pihak menilai bahwa keputusan pembelian alutsista bekas perlu diperhatikan lebih mendalam, terutama dalam hal pertimbangan teknologi, usia, dan aspek keuangan yang terlibat.
Terlepas dari polemik ini, pembelian alutsista bekas menjadi sorotan utama dalam perdebatan Pilpres 2024, mengundang pertanyaan seputar kebijakan pertahanan dan alokasi anggaran yang diperlukan untuk memperkuat kekuatan militer Indonesia.
(Tf/red)