Tahun 2024 Asia Pasifik Hadapi Tantangan Besar: ADB Siapkan Pendanaan US$ 5 Miliar untuk Atasi Krisis Iklim dan Kemiskinan

oleh

Jakarta || Compaskotanews.com —
Dunia tengah menghadapi sejumlah tantangan yang berdampak serius pada pembangunan manusia dan ekonomi. Ancaman seperti krisis iklim, kemiskinan, dan pembangunan sosio-ekonomi yang tidak inklusif menjadi fokus utama bagi para pemangku kepentingan. Menyadari pentingnya tindakan bersama, Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa menekankan perlunya langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah-masalah ini.

“Kita dihadapkan pada berbagai tantangan yang berdampak pada pembangunan manusia dan ekonomi, di mana banyak kemajuan yang terhambat,” kata Asakawa dalam konferensi pers di Hotel Biltmore, Tbilisi, Georgia, Jumat (3/5/2024).

Salah satu masalah terbesar adalah krisis iklim yang memicu cuaca ekstrem, seperti gelombang panas yang intens dan hujan deras yang tak terduga. Situasi ini memperburuk kondisi ekonomi dan meningkatkan tingkat kemiskinan, terutama di negara-negara dengan sumber daya terbatas.

Solutions ADB, Bhargav Dasgupta, menambahkan bahwa dampak krisis iklim terasa nyata di beberapa negara Asia Pasifik. “Kita melihat besarnya dampak perubahan iklim terhadap planet, khususnya di Asia Pasifik,” ujarnya.

Dampak perubahan iklim ini membawa penderitaan besar bagi masyarakat. Negara-negara berkembang dengan sumber daya terbatas, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah, harus menghadapi penurunan ekonomi dan peningkatan kemiskinan. Jika tidak ada tindakan yang tepat, kondisi ini akan terus memburuk.

Dalam rangka mengatasi masalah-masalah ini, ADB menyelenggarakan Pertemuan Tahunan ke-57 di Tbilisi, Georgia, yang menghasilkan kesepakatan untuk menambahkan dana sebesar US$ 5 miliar untuk Asian Development Fund (ADF) 14 dan Technical Assistance Special Fund (TASF) 8. Dana ini diharapkan dapat membantu negara-negara yang paling rentan dan miskin di kawasan Asia Pasifik.

ADF adalah lembaga yang memberikan hibah kepada negara-negara anggota ADB yang termiskin dan paling rentan. Hibah ini dirancang untuk mendukung negara-negara berkembang yang menghadapi tantangan besar akibat perubahan iklim, kemiskinan, dan masalah sosial-ekonomi lainnya.

Penambahan dana ADF 14 ini sekitar 22% lebih tinggi dibandingkan US$ 4,1 miliar yang tersedia di ADF 13. Dana ini akan memberikan hibah terbesar yang pernah ada kepada anggota ADB yang memenuhi syarat. Selain itu, TASF 8 akan memberikan hibah untuk mendukung persiapan proyek, membangun kapasitas, dan memberikan saran teknis atau kebijakan.

Donor untuk ADF 14 berasal dari berbagai negara seperti Armenia, Australia, Austria, Kanada, Denmark, Finlandia, dan banyak negara lainnya. Fokus pendanaan ADF 14 adalah pada negara-negara kepulauan kecil yang sangat rentan terhadap perubahan iklim, serta negara-negara yang terkena dampak konflik.

BACA JUGA :  Awas Saat Ini Banyak Ngaku Wartawan Berstatus Rangkap Ganda Sebagai Aktivis LSM dan Ormas, Dewan Pers Keluarkan Peringatan !

Prioritas lainnya adalah mendukung adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana. Hibah juga akan digunakan untuk mendukung kerja sama regional dan barang publik regional, serta untuk aksi gender yang transformatif.

Negara-negara yang akan menerima hibah ADF-14 antara lain Negara Federasi Mikronesia, Kiribati, Republik Kyrgyzstan, Maladewa, dan banyak negara lainnya. Hibah juga akan mendukung masyarakat Afghanistan dan Myanmar, serta proyek-proyek transformatif di berbagai negara seperti Bangladesh, Bhutan, Kamboja, dan lainnya.

Langkah ADB ini merupakan upaya penting dalam menghadapi tantangan global yang terus meningkat. Dengan kerjasama yang kuat dan pendanaan yang cukup, diharapkan dampak krisis iklim dan kemiskinan dapat diminimalisir, sehingga pembangunan manusia dan ekonomi dapat terus berkembang.

(Toni f/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *