Toni firdaus Seorang Penggiat Publik Banten Minta Hindari Pamer Gaya Hidup Mewah, Jaga Ketenteraman Sosial di Kota Serang

oleh

Serang Kota || Compaskotanews.com —
Peristiwa yang terjadi di Nepal, ketika seorang menteri keuangan diperlakukan tidak pantas oleh rakyatnya, menjadi peringatan penting bagi kita semua. Dari insiden yang berlangsung pada 28 hingga 30 Agustus 2025 itu, terselip pelajaran berharga bahwa hubungan antara pejabat publik dan masyarakat harus dijaga dengan kehati-hatian, empati, serta sikap saling menghormati. Kita tentu tidak menginginkan peristiwa serupa terjadi di Indonesia, tanah air yang kita cintai.

Doa terbaik kita panjatkan agar bangsa ini senantiasa terjaga dalam ketenteraman. Indonesia diharapkan selalu berada di bawah lindungan Tuhan, jauh dari segala bentuk kerusuhan, ketidakadilan, dan perpecahan. Sebab persatuan adalah modal utama yang membuat negeri ini tetap berdiri kokoh di tengah beragam tantangan zaman.

Floating Ad with AdSense
X

Toni Firdaus, seorang penggiat publik asal Banten, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Ia merasa perlu memberikan himbauan kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pejabat publik agar lebih bijak dalam bersikap, khususnya saat menggunakan media sosial. Perilaku digital yang ditunjukkan pejabat seringkali menjadi sorotan publik dan dapat berdampak luas pada persepsi masyarakat.

Menurutnya, hal yang tampak sederhana, seperti mengunggah foto hidangan mahal di restoran mewah, bisa memicu gejolak sosial. Bagi sebagian orang, harga satu kali makan di tempat tersebut bisa sama dengan biaya hidup mereka selama sebulan. Kontras inilah yang rawan menimbulkan rasa iri, ketidakadilan, bahkan kemarahan yang meluas di dunia maya.

Pejabat publik diharapkan menyadari bahwa mereka adalah pelayan masyarakat. Tanggung jawab moral menuntut mereka untuk menjaga perasaan rakyat, menghormati keterbatasan ekonomi sebagian warga, dan menjunjung tinggi kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari. Kesederhanaan bukan hanya simbol, melainkan juga teladan nyata yang mampu memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pemimpinnya.

BACA JUGA :  Dandim 0602 Serang Tinjau Normalisasi Sungai Cikambuy Dikawasan Modern Cikande

Toni menekankan bahwa kehati-hatian dalam bersikap di ruang publik digital merupakan salah satu kunci untuk merawat kepercayaan. Ia berharap ASN dan pejabat publik tidak terjebak dalam perilaku pamer, karena tindakan semacam itu hanya akan memperlebar jarak antara pemerintah dengan rakyat. Justru, yang dibutuhkan adalah sikap rendah hati, mendengar aspirasi, dan hadir sebagai teladan yang layak ditiru.

Selain itu, ajakan untuk menjaga kondusifitas Kota Serang juga menjadi sorotan penting. Toni mengingatkan bahwa warga Serang memiliki tanggung jawab bersama dalam merawat kotanya agar tetap aman, tertib, dan damai. Semua pihak, tanpa terkecuali, perlu menaruh perhatian terhadap keharmonisan sosial demi kebaikan bersama.

Ia juga mengapresiasi himbauan yang dikeluarkan oleh Wali Kota Serang, Kang Budi Rustandi, yang mengajak masyarakat untuk saling mendukung dalam menjaga ketertiban, kebersihan, dan kebersamaan. Himbauan itu dinilai sebagai langkah tepat dalam memperkuat rasa persaudaraan dan kepedulian antarwarga.

Menurut Toni, semangat gotong royong menjadi pilar utama yang harus dijaga. Dengan bersatu padu, menghormati satu sama lain, dan menumbuhkan rasa saling mendukung, maka Kota Serang dapat terus berkembang sebagai kota yang aman dan nyaman untuk ditinggali. Kehidupan sosial yang harmonis akan membawa manfaat nyata, tidak hanya bagi warga saat ini, tetapi juga generasi mendatang.

Kota Serang memiliki potensi besar untuk menjadi contoh bagaimana masyarakat dan pemerintah dapat berjalan beriringan. Masyarakat yang peduli, ditambah pejabat yang berintegritas, akan melahirkan kota yang bukan hanya maju secara fisik, tetapi juga kaya nilai-nilai kebersamaan.

Toni menambahkan, menjaga kebersamaan bukanlah tugas yang bisa diselesaikan dalam sehari. Dibutuhkan kesadaran kolektif, konsistensi, serta keikhlasan setiap individu untuk berkontribusi. Mulai dari hal kecil, seperti tidak membuang sampah sembarangan, hingga hal besar seperti menghindari konflik sosial, semua berperan dalam membentuk wajah kota yang harmonis.

BACA JUGA :  Berkah Ramadhan, RT 41 RW 06 Desa Ranjeng Gelar Santuan Anak Yatim

Ia mengajak masyarakat Serang untuk tidak hanya menjadi penonton, melainkan juga pelaku aktif dalam menjaga kota. Rasa saling menyayangi dan menghormati perbedaan perlu ditanamkan sejak dini agar Serang benar-benar dikenal sebagai kota yang toleran dan penuh kepedulian.

Harapan akhirnya, Kota Serang dapat menjadi simbol kedamaian. Sebuah kota di mana masyarakat hidup dalam suasana tenteram, pemerintah hadir dengan keteladanan, dan warganya menjunjung tinggi rasa persaudaraan. Dengan demikian, kita bisa menunjukkan kepada dunia bahwa harmoni bukan hanya sekadar slogan, tetapi kenyataan yang hidup di tengah masyarakat Serang.

Dengan semangat kebersamaan inilah, Indonesia—khususnya Kota Serang—diharapkan terus terhindar dari peristiwa-peristiwa kelam seperti yang pernah terjadi di luar negeri. Sebab negeri ini layak menjadi rumah yang damai bagi seluruh rakyatnya.

Toni f/red