Menuju Hari Tua Kita Penuh Kesabaran dan Keikhlasan: Inilah Kuncinya Agar Tidak Terjebak Kesombongan

oleh

Serang Kota || Compaskotanews.com –Sahabat Compas Kota Kota, “Infonya Para Orang Cerdas” yang dirahmati Allah SWT, marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Ilahi Rabbi atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita dapat berkumpul dalam majelis “KOPI PAGI” yang insya Allah penuh berkah ini. Pada kesempatan yang mulia ini, izinkan saya menyampaikan sebuah renungan tentang perjalanan hidup, sebuah episode yang pasti akan kita lalui, yaitu masa tua.

Setiap insan yang diberi usia panjang oleh Allah SWT, cepat atau lambat, akan berhadapan dengan fase ini. Sebuah fase di mana cermin tak lagi memantulkan sosok muda yang penuh semangat, melainkan bayangan yang dipenuhi kerutan, rambut memutih, dan langkah yang tak segesit dulu. Ini adalah sunnatullah, ketetapan yang tak bisa dihindari oleh siapapun.

Floating Ad with AdSense
X

Ketika kita menghadapi tua, seringkali badan ini mulai “Sakitan” atau merasakan berbagai keluhan. Sendi-sendi terasa ngilu, punggung sering pegal, dan tenaga pun berkurang drastis. Aktivitas yang dulu mudah dilakukan, kini membutuhkan usaha lebih, bahkan terkadang harus dibantu. Realitas fisik ini memang seringkali menguji kesabaran dan keikhlasan kita.

Namun, di tengah segala keterbatasan fisik itu, ada sebuah ironi yang sering kita alami: selera makan masih saja mau. Lidah masih merindukan aneka rasa, perut masih ingin diisi dengan hidangan lezat, seolah tak mau tahu bahwa tubuh ini tak lagi muda dan metabolismenya pun melambat. Keinginan-keinginan duniawi, dalam beberapa aspek, seolah tak ikut menua.

Yang lebih menakjubkan lagi adalah bagaimana otak dan pemikiran kita seringkali terasa seperti tidak terbawa tua renta. Ingatan akan masa lalu masih jernih, kebijaksanaan yang terakumulasi selama puluhan tahun semakin matang, dan semangat untuk belajar atau berdiskusi terkadang masih membara. Pikiran seolah memiliki dimensi waktu yang berbeda dengan raga.

BACA JUGA :  Terbukti Melakukan Lpj Fiktif Tahun 2018 - 2019 Kepala Desa Ngariboyo Diancam 4 Tahun Penjarah, Tersangkut Kasus Korupsi Dana Desa

Fenomena ini sejatinya adalah sebuah pengingat bahwa manusia bukan hanya sekadar jasad, melainkan juga ruh dan akal. Tubuh mungkin menua dan melemah, tetapi jiwa dan pikiran, jika diasah dan dirawat dengan baik, justru bisa semakin berkembang, semakin bijaksana, dan semakin dekat dengan hakikat kebenaran.

Maka dari itu, menghadapi masa tua bukanlah sekadar menerima takdir fisik, tetapi juga sebuah ujian keimanan. Ia adalah bagian dari skenario kehidupan yang telah Allah tetapkan, yang harus kita jalani dengan penuh kesabaran dan tawakal. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 155-157:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” Mereka itulah yang memperoleh keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Ayat ini menegaskan bahwa hidup ini adalah serangkaian ujian, termasuk ujian usia dan kesehatan. Ketika fisik melemah dan berbagai cobaan datang, mengucapkan “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” bukan hanya sekadar kalimat, melainkan penyerahan diri total bahwa kita semua milik Allah dan kepada-Nya kita akan kembali. Ini adalah puncak dari kesabaran dan tawakal.

Dengan kesabaran, kita menerima setiap perubahan fisik tanpa mengeluh berlebihan. Dengan tawakal, kita menyerahkan segala urusan dan kekhawatiran kepada Allah, yakin bahwa Dia Maha Mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya. Masa tua, dengan segala keterbatasannya, menjadi ladang pahala bagi mereka yang sabar dan bersyukur.

Justru di masa tua inilah, dengan pikiran yang masih jernih dan pengalaman hidup yang melimpah, kita memiliki kesempatan emas untuk menjadi teladan. Kita bisa berbagi hikmah, menasihati generasi muda, dan terus beribadah dengan lebih khusyuk, mempersiapkan diri untuk pertemuan abadi dengan Sang Pencipta.

BACA JUGA :  Marak Anak anak di Bawah Umur Sering Main Tik tok Roleplay Dan FF, Waspadai Dampak Negatifnya

Setiap fase kehidupan, dari lahir hingga kembali kepada-Nya, memiliki makna dan tujuan. Masa muda adalah masa berjuang, masa tua adalah masa merenung dan memetik hikmah. Ia adalah penutup dari sebuah perjalanan panjang, yang seharusnya diisi dengan semakin mendekatkan diri kepada Allah, Sang Pemilik Kehidupan.

Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk menghadapi setiap fase kehidupan, termasuk masa tua, dengan hati yang lapang, jiwa yang sabar, dan keimanan yang kokoh. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, menjadikan sisa usia kita sebagai bekal terbaik untuk kehidupan di akhirat kelak. Aamiin ya Rabbal Alamiin.

(Toni f/red)