Anak Tega Habisi Nyawa Ibu Kandung Pakai Besi Tambal Ban gegara Dimarahi Tak Ikut Tahlilan

oleh
Tragis di Jember: Anak Tega Habisi Nyawa Ibu Kandung Pakai Besi Tambal Ban gegara Dimarahi Tak Ikut Tahlilan
Anak Tega Habisi Nyawa Ibu Kandung Pakai Besi Tambal Ban gegara Dimarahi Tak Ikut Tahlilan

Tragis di Jember: Anak Tega Habisi Nyawa Ibu Kandung Pakai Besi Tambal Ban gegara Dimarahi Tak Ikut Tahlilan

Jember, CompasKotaNews.com – Sebuah peristiwa kelam menimpa keluarga di Dusun Kertonegoro Selatan, Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Imam Ghozali, pria berusia 37 tahun, diduga membunuh ibu kandungnya sendiri, Susiyanti (55), menggunakan besi alat tambal ban atau vulkanisir. Insiden mengerikan ini dipicu oleh amarah akibat teguran soal tidak mengikuti acara tahlilan, yang berujung pada kekerasan mematikan pada Selasa malam, 4 November 2025, sekitar pukul 19.30 WIB.

Kronologi kasus pembunuhan ibu kandung ini menggambarkan betapa rapuhnya hubungan keluarga di balik rutinitas sehari-hari. Menurut penyelidikan awal Polsek Jenggawah, Susiyanti datang ke rumah anaknya yang hanya berjarak beberapa meter untuk menyampaikan makanan hangat. Namun, kunjungan penuh kasih itu berubah menjadi tragedi saat ibu tersebut menyinggung ketidakhadiran Imam dalam acara tahlilan di rumah tetangga.

Floating Ad with AdSense
X

Awal Mula Pertengkaran yang Berujung Tragedi

Susiyanti, yang baru saja meletakkan hidangan di meja, bertanya dengan nada prihatin mengapa Imam tidak bergabung dalam doa bersama tersebut. Alih-alih menjawab, Imam justru diam seribu bahasa, yang membuat ibunya semakin kesal. “Kenapa kamu tidak ikut tahlilan? Ini kan acara keagamaan yang penting,” tegur Susiyanti, seperti yang diungkapkan oleh Kapolsek Jenggawah, AKP Eko Basuki Teguh, saat diwawancarai pada Rabu (5/11/2025).

Teguran sederhana itu ternyata menjadi pemicu ledakan emosi bagi Imam. Merasa tersinggung, ia langsung melayangkan pukulan dengan tangan kosong ke arah ibunya. Tidak puas, pelaku buru-buru meraih besi vulkanisir yang tergeletak di dekatnya dan menghantam kepala Susiyanti berulang kali. Jeritan kesakitan korban langsung menggema, menarik perhatian saudara-saudaranya, termasuk Suyitman dan Kaspun, yang sedang berkumpul tak jauh dari lokasi.

BACA JUGA :  Kepergok Sembunyikan Wanita di Kolong Meja, Camat Ini Ngaku Cuma Rapat? Warga Geram!

Mereka bergegas menolong, tapi Imam tidak berhenti di situ. Dengan amarah membara, ia mengejar ibunya sambil mengayunkan senjata improvisasi tersebut, hingga Susiyanti roboh tak bernyawa di tempat. “Pelaku terus menyerang meski ada upaya penyelamatan dari keluarga. Ini sungguh kejam,” tambah AKP Eko, yang memimpin olah tempat kejadian perkara (TKP).

Penangkapan Pelaku dan Barang Bukti yang Mengerikan

Petugas kepolisian tiba di lokasi segera setelah mendapat laporan darurat dari warga. Imam Ghozali langsung diamankan tanpa perlawanan berarti, sementara besi vulkanisir yang berlumur darah disita sebagai barang bukti utama. Saat ini, pelaku ditahan di Mapolsek Jenggawah untuk pemeriksaan lebih lanjut terkait motif mendalam di balik aksi sadisnya.

AKP Eko Basuki Teguh menegaskan bahwa kasus ini diklasifikasikan sebagai pembunuhan berencana atau tidak, yang akan diungkap melalui interogasi intensif. “Kami juga akan libatkan psikolog untuk memahami latar belakang emosional pelaku, mengingat ini melibatkan hubungan darah yang seharusnya suci,” ujarnya.

Dampak Sosial dan Pelajaran dari Kasus Imam Ghozali Bunuh Ibu

Kejadian ini bukan hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga besar Susiyanti, tapi juga menjadi pengingat bagi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan emosi dalam rumah tangga. Di tengah budaya gotong royong seperti acara tahlilan, yang seharusnya mempererat silaturahmi, malah berujung pada kekerasan domestik. Warga setempat pun terkejut, karena Imam dikenal sebagai sosok pendiam yang jarang bergaul.

Polres Jember kini mengintensifkan sosialisasi pencegahan kekerasan dalam keluarga (KDRT), termasuk program konseling untuk remaja dan dewasa yang rentan amarah. “Jangan biarkan pertengkaran kecil merusak ikatan darah. Cari bantuan profesional jika diperlukan,” pesan AKP Eko kepada publik.

BACA JUGA :  Ketua DPRD Muji Rohman dan Masyarakat Kota Serang Melalui Al Serut Menolak Pembangunan PIK2, Desak Transparansi Pemerintah

Kasus Imam Ghozali bunuh ibu kandung dengan besi tambal ban ini terus dipantau, dan perkembangan terbaru akan kami hadirkan di CompasKotaNews.com. Jika Anda memiliki informasi terkait, hubungi nomor darurat polisi terdekat.

Tags: Imam Ghozali, pembunuhan ibu kandung Jember, kasus tahlilan berujung kematian, kekerasan domestik 2025, berita kriminal Jawa Timur.

CompasKotaNews.com – Sumber Berita Terpercaya untuk Masyarakat Kota dan Sekitarnya. Dipublikasikan pada 5 November 2025.