Serang Kota || Compaskotanews.com – Penjabat (Pj) Walikota Serang, Yedi Rahmat, sangat marah. Sebanyak tujuh lurah di Kota Serang tidak hadir dalam upacara memperingati Hari Lahir Pancasila yang digelar pada Sabtu, 1 Juni 2024, di Lapangan Puspemkot Serang.
Yedi mengancam akan memanggil ketujuh lurah tersebut pada Senin, 3 Juni 2024, untuk meminta klarifikasi terkait ketidakhadiran mereka pada acara tersebut.
Ketidakhadiran para lurah tersebut terungkap ketika Yedi meminta Asisten Daerah dan Camat untuk memeriksa kehadiran lurah se-Kota Serang sebelum dirinya melanjutkan pidato upacara.
“Coba betul nggak itu? Coba Pak Camat dicek sekali lagi,” kata Yedi setelah menerima laporan kehadiran dari masing-masing kecamatan.
Yedi menegaskan bahwa aparatur sipil negara (ASN) harus memiliki jiwa yang menghargai bangsa Indonesia. Lebih-lebih, lurah harus bisa menjadi contoh bagi masyarakat dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme.
“Kami sempat mengabsen juga karena bagaimana jiwa kita menghargai bangsa ini. Tidak apel, berarti dia tidak menghargai bangsa kita, makanya saya absen tadi ada beberapa lurah yang tidak hadir di sini. Mungkin besok akan kita panggil di sini,” ujar Yedi.
Menurut Yedi, ASN harus memiliki disiplin untuk memajukan bangsa, khususnya Kota Serang. Jiwa disiplin tersebut, katanya, dimulai dari menghargai jasa para pahlawan bangsa Indonesia.
“Kita harus berdisiplin. Jadi negara maju dan berkembang dengan adanya disiplin. Kalau tidak disiplin, Kota Serang mana mau maju ke depan,” katanya.
Yedi juga meminta agar para lurah tidak hanya diam di kantor saja. Mereka harus turun ke lapangan untuk mengecek kondisi masyarakat di setiap kelurahan.
“Kemarin kami di lapangan juga melihat masih ada saudara kita yang tidak masuk ke DTKS, makanya saya tekankan lagi, proses semua. Jadi semua lurah harus bekerja, jangan duduk di kursi saja, harus turun ke lapangan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Serang, Karsono, mengaku bahwa pihaknya masih menunggu arahan dan keputusan dari Pj Walikota Serang apakah akan ada sanksi terhadap lurah yang tidak menghadiri upacara Hari Lahir Pancasila atau tidak.
“Kami masih menunggu arahan langsung dari Pak Pj Walikota,” katanya.
Diketahui, tujuh lurah yang tidak hadir dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila itu antara lain berasal dari Kelurahan Kuranji, Kelurahan Panancangan, Kelurahan Tembong, Kelurahan Banjar Agung, Kelurahan Kiara, Kelurahan Sawah Luhur, dan Kelurahan Margaluyu.
Kasus ini mencuatkan keprihatinan terkait kedisiplinan dan rasa nasionalisme di kalangan ASN, khususnya di Kota Serang. Yedi Rahmat menegaskan pentingnya peran lurah dalam menumbuhkan semangat nasionalisme di masyarakat.
Sebagai pemimpin, lurah diharapkan menjadi teladan dalam menjalankan tugas-tugas negara. Ketidakhadiran mereka dalam upacara yang penuh makna ini menunjukkan kurangnya tanggung jawab dan rasa hormat terhadap sejarah bangsa.
Penegakan disiplin menjadi salah satu prioritas Yedi Rahmat dalam menjalankan tugasnya sebagai Pj Walikota Serang. Dia berkomitmen untuk memastikan seluruh ASN di bawah kepemimpinannya memiliki komitmen yang kuat terhadap tugas dan tanggung jawab mereka.
Perhatian Yedi Rahmat terhadap ketidakhadiran lurah dalam upacara ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam membangun daerah. Disiplin dan tanggung jawab ASN adalah fondasi penting dalam mencapai tujuan tersebut.
Kejadian ini menjadi pengingat bagi seluruh ASN di Kota Serang untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai nasionalisme dan disiplin dalam menjalankan tugas mereka. Sebagai abdi negara, mereka memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan contoh yang baik kepada masyarakat.
Langkah tegas yang diambil oleh Yedi Rahmat diharapkan dapat memberikan efek jera dan mengembalikan semangat kedisiplinan di kalangan ASN, terutama di tingkat kelurahan. Dengan demikian, mereka dapat lebih efektif dalam melayani masyarakat dan memajukan Kota Serang.
(Toni f/red)