Serang Kota, 04 Juli 2024 || Compaskotanews.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Serang akan menyelidiki dugaan praktik jual beli buku Lembar Kerja Siswa (LKS) yang terjadi di beberapa Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Cipocok Jaya dan Kecamatan Serang.
Wakil Ketua DPRD Kota Serang, Roni Alfanto, menegaskan bahwa jual beli LKS merupakan pelanggaran. Jika terbukti benar, kepala sekolah yang terlibat akan dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
“Jelas sesuatu yang dilarang tidak boleh dilakukan. Disiplin ASN harus ditegakkan, dan jika ada pelanggaran, pasti ada sanksi. Sanksinya bisa ringan, tapi jika masuk ke ranah pidana, tentu akan lebih repot,” ujar Roni saat ditemui di Kantor DPRD Kota Serang, Kamis, 4 Juli 2024.
Roni juga menyatakan bahwa DPRD Kota Serang akan menindaklanjuti laporan mengenai dugaan jual beli LKS ini. Mereka akan memanggil Kepala Dindukbud Kota Serang dan kepala sekolah yang diduga terlibat untuk klarifikasi.
“Ada laporan dari masyarakat, insya Allah akan kita selidiki kebenarannya. Semuanya masih dugaan, dan kita akan panggil pihak sekolah untuk mengklarifikasi info ini sehingga kita bisa memahami duduk perkaranya,” ucapnya.
Sebelumnya, beberapa SD di dua kecamatan tersebut diduga terlibat dalam jual beli buku LKS dengan mengarahkan pembelian ke sebuah toko buku di Kota Serang. Toko tersebut, Toko Buku Adelia, berlokasi di Jalan Ayib Usman, Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang.
Di lokasi tersebut, terlihat beberapa orangtua siswa bergantian membeli buku LKS. Sebagian besar orangtua siswa berasal dari SDN Ciceri. Penjaga toko buku biasanya menanyakan asal sekolah sebelum melayani pembelian.
Seorang penjaga toko buku mengungkapkan bahwa banyak SD Negeri dari Kecamatan Serang dan Cipocok yang membeli buku LKS di toko tersebut.
“SD dari daerah Kota Serang saja yang beli ke sini, terutama dari Kecamatan Serang dan Kecamatan Cipocok,” ujarnya pada Selasa, 2 Juli 2024.
Ia menambahkan bahwa Toko Buku Adelia memiliki dua cabang lain yang juga menyediakan buku LKS.
“Kita punya tiga toko, di RSS Pemda dan di Kaujon juga ada. Kebanyakan yang beli dari SD Negeri. Harga satu LKS di sini Rp16 ribu. Tapi saya tidak tahu soal kerja samanya dengan sekolah,” katanya.
Menurut penjaga toko tersebut, sebagian besar pembeli LKS adalah orangtua siswa dari SDN Ciceri, namun tidak semua SD Negeri membeli di toko itu.
“Untuk SMP kebanyakan tidak pakai. Saya kurang tahu total SDN-nya. Yang sering ke sini itu SDN Ciceri, SDN Kebaharan 1, tapi tidak semua sekolah, tergantung gurunya. Semua SD Negeri,” tutupnya.
(Tf/red)
