CompasKotaNews.com – Tidak ada seorang pun didunia ini yang ingin mengalami nasib buruk, banyak orang yang sering dinasehati agar selalu berhati hati dalam menjalani kehidupan ini. Namun nasib buruk menimpa kepada seorang penjaga sekolah di SD Negeri Lojiwetan, Pasar Kliwon, Solo. Pasalnya uang yang ia kumpulkan selama bertahun-tahun yang rencananya untuk mendaftar haji malah uang tersebut rusak dimakan rayap.
Penjaga sekolah yang bernama Samin itu sudah menabung selama 2,5 tahun, ia mengumpulkan uangnya dalam sebuah celengan kaleng. Pada saat hendak dihitung, pria berusia 53 tahun tersebut sontak kaget karena mengetahui uang yang selama ini ia kumpulkan rusak oleh rayap.
“Awalnya saya punya keinginan untuk mendaftar haji bersama istri dan anak, dapat uang sedikit saya masukan kedalam kaleng,” ujar Samin dikutip compaskotanews.com pada Rabu (14/9) dari Antara.
Pada Selasa (13/9) Samin beserta isterinya hendak menghitung uang yang ada dalam celengan tersebut ia dan istrinya kaget karena di rak buku tempat menyimpan celengannya tersebut muncul rayap, ketika celengan dibukan ternyata unang pecahan 100 ribu dan 50 ribu sudah hancur dimakan oleh rayap.
“Saya punya dua celengan, yang satu masih utuh karena celengan baru. Kalau yang rusak ini celengan lama, karena celengan lama sudah penuh maka saya pakai celengan yang baru. Celengan lama isinya sebesar 49.8 juta,” ujar Samin.
Uang didalam celengan tersebut dipindahkan kedalam kardus, kemudian Samin memisahkan uang yang sudah hancur total dan uang yang masih memiliki bentuk meskipun sudah rusak sebagian.
Samin bersama isterinya tampak berusaha menyelamatkan beberapa lembaran uang yang sudah hancur menjadi potongan kecil. Lembaran uang kertas yang masih berwujud dikumpulkan kedalam kantong plastik. Dilihat dari video yang di bagikan dimedia sosial, jumlah uang dari kedua celengan tersebut sebesar Rp 100 juta.
Akibat dari kejadian tersebut, samin bersama isterinya melapor ke Bank Indonesia (BI) berharap ada penggantian uang rusak tersebut. Kepala Kantor Perwakilan BI surakarta Nugroho Joko Prastowo mengatakan, pihaknya akan menggati uang yang rusak selama memenuhi persyaratan. Salah satunya ukuran uang yang rusak minimun 2/3 dari ukuran penuh.
“Kenapa harus begitu, karena kalau minimun setengahnya bisa jadi malah terjadi dobel klaim. Selanjutnya kalau uang sudah terpisah, yang harus dilakukan adalah menyusun lembaran uang yang sudah menjadi potongan-potongan kecil apakah uang tersebut masih berukuran 2/3 atau tidak. Tugas terberatnya adalah menyusun potongan-potongan kecil tersebut,” terangnya. (Red)